Naim Qassem Sekjen Hizbullah Lebanon yang Baru

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hizbullah Lebanon telah mengumumkan terpilihnya Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut, menggantikan Hassan Nasrallah, yang dibunuh Israel pinggiran selatan Beirut pada 27 September lalu dengan bom 85 ton.
Selasa hari ini Hizbullah menyampaikan pernyataan: "Sesuai dengan prinsip dan tujuan Hizbullah, dan sesuai dengan mekanisme pemilihan Sekretaris Jenderal yang disetujui, Syura Hizbullah setuju untuk memilih Yang Mulia Syeikh Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal."
Advertisement
Sejak tahun 1991, Qassem, 71, menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal dan bertanggung jawab untuk menindaklanjuti pekerjaan parlemen dan pemerintahan di Hizbullah.
Penampilan terakhir Naim Qassem adalah sekitar dua minggu yang lalu, dan dia mengatakan bahwa Hizbullah masih kuat meskipun mereka mendapat pukulan hebat akibat serangan Israel.
Bahwa mereka juga telah memperoleh kembali kesehatan dan kemampuannya di lapangan.
Dia menambahkan dalam pidato ketiganya sejak pembunuhan Hassan Nasrallah, bahwa rudal perlawanan mencapai Tel Aviv, mengganggu Bandara Ben Gurion, dan mendorong dua juta warga Israel ke tempat penampungan.
Dia juga menunjukkan bahwa partai tersebut bisa menargetkan titik mana pun di entitas Israel, dan partai tersebut akan memilih titik yang tepat, seperti yang dia katakan.
Naim Qassem lahir tahun 1953 di Kfar Fila, Lebanon, sebuah desa di kegubernuran Nabatieh, Lebanon Selatan. Desa ini telah mengalami banyak serangan Israel, terutama sejak Oktober 2023.
Naim Qassem adalah seorang Ulama dan Politikus Syiah Lebanon, yang merupakan orang kedua dalam komando Hizbullah dengan gelar wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah.
Naim Qassem, jebolan Universitas Lebanon yang beragama
Islam Syiah (Imamiyah) ini mulai menjabat sebagai Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon
Mulai tahun 1991.
Ia, seperti dilansir Tempo, memiliki sejarah panjang dalam aktivisme politik Syiah. Pada tahun 1970-an, ia bergabung dengan Gerakan orang-orang yang Terhina pimpinan mendiang Imam Musa al-Sadr, yang kemudian menjadi bagian dari Gerakan Amal, sebuah kelompok Syiah di Lebanon.
Dia kemudian meninggalkan Amal dan kemudian membantu mendirikan Hizbullah pada awal 1980-an, dan menjadi salah satu ulama pendiri kelompok tersebut.
Salah satu mentor agama Qassem adalah Ayatullah Mohammad Hussein Fadlallah yang sangat dihormati, dan Naim Qassem sendiri telah mengajar kelas-kelas agama selama beberapa dekade di Beirut.
Dia fasih berbahasa Prancis, dan menyelesaikan studinya untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains di bidang Kimia dari Universitas Lebanon pada tahun 1970-an, sambil secara bersamaan mengejar studi agama dan teologi yang lebih tinggi di bawah bimbingan Ayatullah Mohammad Hussein Fadlallah.
Ia juga anggota pendiri Persatuan Mahasiswa Muslim Lebanon, dan kepala Asosiasi Pendidikan Agama Islam dari 1974-1988.
Aktivitas militernya pada masa-masa awal Hizbullah tidak diketahui.
Namun ia dikenal sebagai pengawas Sekolah al-Mustafa, salah satu jaringan pendidikan gerakan tersebut.
Naim Qassem terpilih sebagai Wakil Sekretaris Jenderal partai pada 22 Mei 1991, saat konklaf kedua, di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Abbas al-Musawi.
Dia telah memegang posisi itu sejak saat itu, bertugas di bawah Hassan Nasrallah yang menggantikan al-Musawi sebagai Sekretaris Jenderal setelah pembunuhan al-Mousaoui pada Februari 1992.
Selain itu, ia juga merupakan anggota Dewan Syura Hizbullah dan bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan parlemen dan pemerintahan.
Kini Naim Qassem telah dipercaya menjadi Sekjen Hizbullah menggantikan Hassan Nasrallah yang telah dibunuh tentara zionis dengan dijatuhi 85 ton bom di Beirut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |