Hadapi Iran, Pesawat Bomber B-52 Milik AS Tiba di Timur Tengah
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pesawat Amerika Serikat jenis bomber B-52 Stratofortress telah tiba di Timur Tengah dalam rangka menghadapi serangan Iran yang ditujukan ke Israel.
Dengan cepat Amerika Serikat membentengi zionis, 'anak emasnya' yang telah membantai 43.314 warga Palestina yang tak berdosa itu.
Advertisement
Angkatan Darat AS mengatakan pesawat pengebom B-52 AS itu tiba di Timur Tengah, hanya sehari setelah Washington mengumumkan penempatannya di wilayah tersebut untuk hadapi Iran.
"Pembom strategis B-52 Stratofortress dari Sayap Bom ke-5 di Pangkalan Udara Minot telah tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS," kata Komando Militer Timur Tengah dan negara-negara sekitarnya dalam sebuah postingan di media sosial .
Pembom B-52 Stratofortress adalah milik Amerika Serikat ini sudah dioperasionalkan lebih dari 60 tahun, namun masih menjadi andalan angkatan perang AS.
Pesawat ini kali pertama terbang pada tahun 1954, saat era Perang Dingin. Pesawat ini merupakan pesawat pembom berat jarak jauh yang bisa melakukan berbagai misi.
Memiliki kemampuan terbang subsonik tinggi, B-52 diklaim mampu bermanuver di ketinggian 50.000 kaki sambil membawa persenjataan konvensional berpemandu nuklir atau presisi.
Meski mengalami beberapa kali perombakan desain, tetapi selama masa operasional, B-52 mampu beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan pertahanan udara AS. Bahkan pesawat ini beberapa kali sukses menangkal serangan musuh saat di medan tempur
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pentagon hari Jumat, Amerika Serikat mengumumkan pengerahan pesawat B-52 Stratoforstress di Timur Tengah ini untuk membela Israel karena ada ancaman dari Iran.
Dalih yang dikemukakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin jelas-jelas menyatakan bahwa bila Iran, mitranya, atau kelompok afiliasinya mengeksploitasi momen ini untuk menargetkan individu atau kepentingan AS di kawasan, AS akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela warga AS.
Kemampuan militer baru tersebut meliputi pertahanan rudal balistik, jet tempur, pembom B-52, dan jenis pesawat militer lainnya.
Pada tanggal 26 Oktober, tentara Israel menyerang sasaran dan situs di Iran sebagai respons terhadap serangan rudal Iran yang menargetkan Israel pada hari pertama bulan yang sama.
Sebelumnya, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan Israel. "Musuh-musuh, baik AS maupun rezim Zionis, harus tahu bahwa mereka pasti akan menerima respons yang menghancurkan," kata Khamenei.
Pada tanggal 26 Oktober, Israel mengebom lokasi militer di Iran, menewaskan empat prajurit Iran sebagai tanggapan atas pembalasan sekitar 200 rudal Iran pada tanggal 1 Oktober. Israel kemudian memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan 26 Oktober 2024 itu.
Para analis mengatakan Israel telah menimbulkan kerusakan parah pada pertahanan udara dan kapasitas rudal Iran, dan semestinya bisa bertindak lebih besar lagi terhadap Republik Islam tersebut.
Namun Iranpun juga tak mau ditekan-tekan terus, dan memperingatkan akan melakukan respons 'keras' terhadap serangan Israel itu.
AS seperti kebakaran jenggot, dan langsung mengumumkan pengerahan militer tambahan ke Timur Tengah sebagai peringatan bagi Iran, dan peralatan perangnya seperti pesawat pembom B-52 Stratofortress telah tiba di Timur Tengah dalam rangka menghadapi ancaman Iran itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |