Izin Penggunaan Senjata AS kepada Ukraina Bisa Jadi Pintu Gerbang Perang Dunia III
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pejabat Rusia memperingatkan, bila Presiden Joe Biden membiarkan Ukraina menyerang wilayah dalam Rusia, maka itu akan menjadi pintu gerbang menuju Perang Dunia III.
Di hari-hari terakhir pemerintahan Biden, sebelum Trump menjabat, Politisi senior Rusia telah menyatakan bahwa Presiden Joe Biden telah mengambil 'langkah besar menuju Perang Dunia Ketiga'.
Advertisement
Ini setelah pemerintahannya dilaporkan memberi lampu hijau pada Ukraina untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh yang dipasok AS.
Keputusan tersebut, yang muncul menjelang hari ke-1000 perang di Ukraina di tengah hari-hari terakhir pemerintahan Biden, menandai serangkaian peringatan apokaliptik dari para anggota parlemen Rusia.
"Ini adalah langkah yang sangat besar menuju dimulainya Perang Dunia Ketiga," kata seorang loyalis Putin yang juga wakil ketua komite urusan luar negeri majelis tinggi dan pensiunan jenderal dinas keamanan, Vladimir Dzhabarov.
Vladimir Dzhabarov mengecam langkah dengan menggambarkan Joe Biden sebagai seorang lelaki tua yang akan pergi dan tidak akan lagi bertanggung jawab atas apa pun dalam dua bulan ini.
Pemimpin partai Liberal-Demokrat garis keras, Leonid Slutsky juga mengatakan, Joe Biden tampaknya telah memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan kepresidenannya dan tercatat dalam sejarah sebagai Bloody Joe.
"Itu hanya berarti satu hal, keikutsertaan langsung AS dalam konflik militer di Ukraina, yang mau tidak mau akan memerlukan tanggapan paling keras dari Rusia berdasarkan pada ancaman yang akan ditimbulkan terhadap negara kami," katanya.
Senator Rusia, Andrey Klishas menambahkan, Barat juga telah memutuskan tingkat eskalasi yang bisa mengakibatkan sisa-sisa Ukraina kehilangan status kenegaraan mereka.
Namun Vladimir Putin sendiri belum menanggapi perubahan besar dalam kebijakan Barat itu.
Namun pada bulan Oktober, Vladimir Putin memperingatkan bahwa serangan rudal jarak jauh di wilayahnya akan berarti Barat sedang berperang dengan Rusia. "Karena hanya NATO dan bukan Ukraina yang bisa memasang rudal ini pada target mereka," katanya
"Jika memang demikian, maka dengan mengingat perubahan hakikat konflik ini, kami akan mengambil keputusan tepat berdasarkan ancaman yang akan ditujukan kepada kami," kata Putin.
Pemerintahan Joe Biden dilaporkan memberi lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh yang dipasok AS
Joe Biden akan segera meninggalkan jabatannya dalam beberapa minggu ke depan.
Keputusan yang diambilnya menjelang hari ke-1000 perang di Ukraina di tengah hari-hari terakhir pemerintahannta, memicu serangkaian peringatan apokaliptik dari anggota parlemen Rusia.
Seorang pejabat Rusia mendesak Inggris dan Prancis untuk menolak mengikuti taktik pemerintahan Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menyebarkan rudal jarak jauh Storm Shadow dan SCALP di Rusia itu.
Laporan yang belum dikonfirmasi dari Le Figaro mengindikasikan, baik London maupun Paris sedang mempertimbangkan posisi mereka setelah berbulan-bulan menolak permohonan Zelensky untuk menggunakan amunisi yang menakutkan itu terhadap target-target Rusia.
Diplomat senior Rusia, Mikhail Ulyanov, perwakilan tetap Kremlin untuk organisasi internasional di Wina, menambahkan, Inggris dan Prancis memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka jika mereka benar-benar khawatir tentang keamanan Eropa.
Inggris memang belum mengeluarkan tanggapan atas keputusan Joe Biden, yang belum diumumkan secara resmi tetapi telah menyebar secara luas di AS.
Namun Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer mengatakan, bahwa Inggris perlu menggandakan dukungan untuk Ukraina dan isu tersebut merupakan 'topik utama' dalam agenda pertemuan puncak para pemimpin dunia G20 minggu ini di Brasil.
Joe Biden juga akan hadir di pertemuan tersebut, sementara Rusia akan diwakili oleh menteri luar negeri, Sergei Lavrov.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah menekan Joe Biden selama berbulan-bulan untuk mengizinkan negaranya menyerang target militer yang lebih dalam di Rusia
Di AS, langkah Joe Biden itu membuat marah pendukung Presiden terpilih Donald Trump , yang berjanji untuk membatasi dukungan Amerika untuk Ukraina dan mengakhiri perang sesegera mungkin.
Putra tertua Trump, Donald Trump Jr , memposting di X setelah keputusan Joe Biden diumumkan mengatakan, bahwa 'kompleks industri militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai Perang Dunia 3 sebelum ayahnya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa.
David Sacks, seorang jutawan teknologi yang merupakan donor utama bagi juru kampanye presiden Donald Trump menambahkan, bahwa tindakan Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal yang dipasok AS di Rusia akan memperburuk situasi secara besar-besaran.
"Presiden Trump memperoleh mandat yang jelas untuk mengakhiri perang di Ukraina. Jadi, apa yang akan dilakukan Joe Biden dalam dua bulan terakhir masa jabatannya? Meningkatkannya secara besar-besaran. Apakah tujuannya adalah memberi Trump situasi terburuk yang mungkin terjadi?" kata Sacks.
Menurut beberapa sumber, Ukraina berencana untuk melakukan serangan jarak jauh pertamanya ke Rusia dalam beberapa hari mendatang.
Serangan mendalam pertama dilaporkan kemungkinan akan dilakukan dengan menggunakan roket ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 190 mil.
Volodymyr Zelensky mencatat bahwa laporan tentang perubahan kebijakan Joe Biden, yang kabarnya akan mengizinkan penggunaan rudal Barat untuk menyerang target di wilayah Kursk saja, belum dikonfirmasi secara terbuka oleh Gedung Putih tetapi mengatakan "rudal akan berbicara sendiri"
Volodymyr Zelensky yang telah mendesak Joe Biden selama berbulan-bulan untuk penggunaan rudal jarak jauhnya itu mengatakan, bila dilarang, Kyiv mustahil bisa menghentikan serangan Rusia terhadap kota-kota dan jaringan listriknya.
Senjata tersebut kemungkinan digunakan sebagai respons terhadap keputusan Korea Utara yang mengirim ribuan tentaranya ke Rusia untuk ikut memerangi Ukraina.
Sekitar 10.000 tentara dari negara paria itu telah bergabung dengan pasukan Rusia, ikut bertempur untuk merebut kembali Kursk, bagian yang direbut Ukraina dalam serangan balik yang berani pada bulan Agustus lalum
"Joe Biden berharap tanggapan ini akan 'mengirim pesan' kepada Kim Jong Un agar tidak mengirim pesan lagi," kata sumber.
Sementara itu para pejabat AS memberi penjelasan kepada New York Times tentang langkah Joe Biden setelah salah satu pemboman udara terbesar Rusia terhadap Ukraina dalam perang pada, Sabtu malam.
NATO juga terpaksa mengerahkan angkatan udara Polandia dan Rumania sementara lebih dari 200 rudal dan pesawat tak berawak berupaya memusnahkan jaringan listrik tetangga timur mereka, yang mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh negeri.
Menurut Business Insider, jika diuraikan dalam istilah Ukraina, rudal AS bisa menjangkau dari wilayah yang dikuasai Ukraina, hingga ke perbatasan Rusia.
Ini menjadikan target mana pun di Ukraina sebagai sasaran Kyiv, termasuk seluruh Krimea, yang menurut seorang analis dapat dibuat 'tidak berguna secara militer' oleh senjata tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |