Perang di Ukraina dan Gaza Menguras Stok Pertahanan Udara AS
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Panglima Komando AS di kawasan Indo-Pasifik, Laksamana Sam Paparo mengatakan, perang Ukraina dan di Timur Tengah, terutama di Gaza, telah menguras stok pertahanan udara Amerika Serikat .
"Dengan pengerahan beberapa rudal Patriot dan beberapa rudal udara-ke-udara, hal tersebut kini menghabiskan persediaan. Bohong kalau tidak mengakui hal itu,” kata Paparo dalam sebuah acara yang digelar hari Selasa.
Advertisement
Ditambahkannya, konsumsi pertahanan udara Amerika sangat berharga bagi Amerika Serikat untuk merespons di kawasan Asia-Pasifik, terutama karena China adalah musuh yang paling mampu di dunia.
Pengakuan Paparo ini bisa jadi akan menarik perhatian anggota pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, yang termasuk orang paling skeptis terhadap perang di Ukraina dan mengklaim bahwa Presiden saat ini Joe Biden belum bersiap menghadapi kemungkinan konflik dengan China.
Pemerintahan Joe Biden terus berupaya mempersenjatai Ukraina dan Israel dengan pertahanan udara tercanggihnya.
Angkatan Laut AS juga berpartisipasi langsung dalam mempertahankan lalu lintas pelayaran di Laut Merah dari serangan yang dilancarkan kelompok Houthi Yaman dengan rudal dan drone.
Bulan lalu, Amerika Serikat mengerahkan sistem pertahanan rudal High Altitude Area Defense (THAAD) di Israel, plus sekitar 100 tentara Amerika mengoperasikannya. Sistem ini merupakan bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis-lapis Angkatan Darat AS.
Volume bantuan Amerika Serikat telah memberikan bantuan kepada Ukraina total senilai lebih dari 60 miliar dolar AS hingga akhir Oktober 2024.
Sedangkan bantuan kepada Israel, The Times of Israel melaporkan, mengutip laporan Brown University Costs of War Project, bahwa Amerika Serikat mengeluarkan dana tidak kurang dari $17,9 miliar untuk bantuan militer kepada Israel selama setahun sejak serangan Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh Gerakan Perlawanan Islam.
Para peneliti juga sedang menyiapkan laporan, selain untuk Ukraina dan Israel juga ada tambahan $4,86 miliar lagi yang digunakan untuk biaya perang yang dipimpin Angkatan Laut AS dalam melawan Houthi.
Para peneliti juga mengatakan, bantuan militer AS ke Ukraina yang didokumentasikan secara terbuka. Tetapi rincian lengkap bantuan apa yang telah AS kirimkan ke Israel sejak Badai Al-Aqsa itu tidak terbuka. Sehingga jumlah $17,9 miliar itu kemungkinan besar hanyalah sebagian saja.
Para peneliti menuduh pemerintahan Joe Biden menyembunyikan jumlah bantuan yang sesungguhnya ke Israel dengan melalui manuver birokrasi.
Dukungan terhadap Israel adalah salah satu isu langka yang mempertemukan Partai Demokrat dan Republik di Amerika Serikat, karena dukungan militer mereka disetujui oleh mayoritas kedua partai di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat .
Rudal AS Mulai Digunakan Ukraina
Sementara itu Ukraina untuk kali pertama menggunakan rudal jarak jauh buatan AS, ATACMS ketika menyerang gudang senjata Rusia yang ditembakkannya melintasi perbatasan terhadap target di dalam Rusia.
Serangan itu terjadi, dua hari setelah pemerintahan Joe Biden memberi ijin Ukraina untuk menggunakannya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Ukraina menembakkan enam rudal balistik ke sebuah fasilitas di Bryansk pada pukul 3:25 pagi waktu setempat (7:25 malam ET) hari Selasa dengan rudal ATACMS.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak untuk membenarkan atau membantah serangan tersebut dalam konferensi pers hari Selasa. Tetapi ia mengatakan, Ukraina memiliki kemampuan jarak jauh, memiliki pesawat nirawak jarak jauh produksi sendiri.
"Kami sekarang memiliki 'Neptune' (rudal jelajah Ukraina) yang panjang dan bukan hanya satu. Dan sekarang kami memiliki ATACMS. Dan kami akan menggunakan semua ini," kata dia.
Pertahanan udara Rusia mengatakan, mereka menembak jatuh lima rudal dan satu lagi rusak. Pecahan rudal yang rusak jatuh di wilayah fasilitas militer, menyebabkan kebakaran tapi telah dipadamkan. Juga tidak ada korban jiwa atau kerusakan.
Pada hari yang sama dengan serangan Ukraina tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperbarui doktrin nuklirnya, bahwa Rusia akan mempertimbangkan agresi dari negara non-nuklir manapun tapi ada partisipasi negara nuklir, maka hal itu dianggap sebagai serangan bersama terhadap Rusia.
Kremlin mengatakan pada hari Selasa bahwa doktrin militer yang direvisi itu, secara teori, akan menurunkan standar penggunaan senjata nuklir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |