Peristiwa Internasional

Satu Sandera Wanita Meninggal di Zona Pertempuran Gaza Utara

Minggu, 24 November 2024 - 08:00 | 18.51k
Hamas mengatakan nyawa seorang tawanan perempuan lain dalam bahaya. (FOTO: Anadolu Agency).
Hamas mengatakan nyawa seorang tawanan perempuan lain dalam bahaya. (FOTO: Anadolu Agency).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tidak ada konsentrasi lagi terhadap nasib para sandera, dan Sabtu (23/11/2024) kemarin sayap bersenjata Hamas tiba-tiba mengabarkan satu sandera lagi, seorang wanita meninggal di zona pertempuran Gaza utara.

Juru bicara Brigade Ezzedine Al-Qassam, Abu Obeida mengatakan, kontak telah dipulihkan dengan para penyandera wanita itu setelah jeda beberapa minggu dan dipastikan bahwa sandera itu telah mati di daerah Gaza utara tempat tentara Israel beroperasi.

Advertisement

Abu Obeida tidak menyebutkan identitas sandera itu lebih rinci atau mengatakan bagaimana atau kapan dia mati.

Hanya dikatakan, wanita itu disandera bersama seorang sandera perempuan lain yang nyawanya terancam. Israel sendiri seperti dikatakan kepada AFP, sedang menyelidikinya.

Abu Obeida mengatakan bahwa wanita itu telah disandera dengan sandera wanita kedua yang hidupnya dalam bahaya.

"Setelah memulihkan kontak yang terputus selama berminggu-minggu dengan para pejuang yang bertugas melindungi tawanan musuh (Israel), terungkap bahwa salah satu tawanan perempuan musuh telah tewas di daerah yang menjadi sasaran agresi Zionis di Gaza utara," kata Abu Obaida dalam pernyataannya di Telegram.

Obaida mengatakan nyawa seorang tawanan perempuan lain, yang berada bersama sandera yang terbunuh itu juga terancam.

"Penjahat perang (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, pemerintahannya, dan para pemimpin militernya memikul tanggung jawab penuh atas nyawa para tawanan mereka, karena mereka terus memperburuk penderitaan dan menyebabkan kematian mereka," kata juru bicara itu lagi.

Al-Qassam kemudian menerbitkan foto sandera yang tewas itu dengan judul: "Korban baru Netanyahu dan (Kepala Staf Herzi) Halevi".

Keluarga para sandera dan pihak oposisi menuduh Netanyahu menolak mengakhiri perang dan menarik diri dari Gaza karena takut melihat pemerintahan koalisinya runtuh, karena para menteri ekstremis mengancam akan menarik diri.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza.

Secara terpisah, Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selama serangan Hamas tahun lalu yang memicu perang Gaza, militan menyandera 251 orang, 97 diantaranya masih disandera di Gaza, termasuk 34 yang menurut tentara Israel telah mati.

Israel menahan sedikitnya 9.500 warga Palestina di penjaranya dan 101 tawanan Israel diyakini masih berada di Gaza. Hamas mengatakan puluhan tawanan tewas dalam serangan udara Israel secara acak.

Menurut penghitungan AFP, Sepuluh sandera perempuan, termasuk lima tentara, diyakini masih hidup dalam penyanderaan itu sebelum ada pernyataan Abu Obeida terbaru itu.

Selama gencatan senjata selama satu minggu pada November tahun lalu, 105 sandera telah dibebaskan, termasuk 80 warga Israel yang ditukar dengan 240 tahanan Palestina.

Pemerintah Israel telah berada dibawah tekanan publik yang sangat besar untuk menyetujui kesepakatan baru untuk membawa pulang sandera yang tersisa saat mereka masih hidup.

Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang tidak ingin mengomentari klaim hari Sabtu itu.

"Tidak ada yang bisa kami percaya sekalipun dari Hamas. Satu-satunya sumber terpercaya kami adalah tentara Israel," kata kelompok itu kepada AFP.

Serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu mengakibatkan kematian 1.206 orang, sebagian besar dari mereka warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

Menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap PBB dapat diandalkan, pembalasan Israel telah menewaskan 44.176 warga Palestina di Gaza. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES