PPI Dunia dan BPK Bahas Isu Pendidikan Global
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perhimpunan Pelajar Indonesia atau lebih dikenal sebagai PPI Dunia menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia untuk membahas sejumlah tantangan yang dihadapi pelajar Indonesia di luar negeri. Dalam pertemuan (3/12/2024) organisasi ini menyampaikan lima isu utama yang dinilai menghambat keberhasilan studi mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Mmenggarisbawahi pentingnya kolaborasi erat dengan pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan. Ketua PPI Dunia, Marhadi, mengungkapkan bahwa salah satu masalah terbesar adalah kesenjangan biaya hidup yang dialami oleh penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Advertisement
"Kami ingin menjadi mitra strategis pemerintah untuk menghadirkan solusi nyata bagi pelajar," ungkap ketua oraganisasi yang membawahi 66 anggota negara tersebut.
Ketimpangan Akses Beasiswa dan Tantangan Inklusi
PPI Dunia juga menyoroti ketidakmerataan akses beasiswa LPDP, khususnya bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di kawasan Timur Tengah. Ahmad Dailami Fadhil, Koordinator PPID Kawasan Timur Tengah Afrika, menyampaikan harapan agar kebijakan beasiswa lebih inklusif.
Selain itu, usulan skema pendanaan top-up dinilai bisa menjadi solusi untuk mahasiswa non-LPDP yang berprestasi.
Selain persoalan beasiswa, kurangnya atase pendidikan di beberapa negara menjadi sorotan penting. Dengan jumlah mahasiswa di atas 5.000 orang, negara-negara seperti Turki dan Taiwan membutuhkan perhatian lebih agar pelajar Indonesia mendapatkan layanan yang memadai.
Fathan Subchi, Anggota VI BPK RI, menekankan perlunya data akurat tentang pelajar Indonesia di luar negeri sebagai dasar pengambilan kebijakan. "Kerja sama yang lebih kuat antara PPI Dunia dan pemerintah akan membantu memetakan kebutuhan dan tantangan mahasiswa secara lebih efektif," ujar Fathan.
Menuju Indonesia Emas 2045
Melalui diskusi ini, PPI Dunia dan BPK berkomitmen untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045 dengan memperkuat peran pelajar sebagai agen perubahan. Langkah-langkah strategis seperti penyelarasan program pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja nasional juga diusulkan untuk mengurangi fenomena brain drain.
Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mengoptimalkan peran mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai aset bangsa. Dengan sinergi antara PPI Dunia, BPK, dan pemerintah, diharapkan berbagai tantangan tersebut dapat diatasi sehingga pelajar Indonesia dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan nasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |