Peristiwa Internasional

Israel Aji Mumpung Duduki Dataran Tinggi Golan

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:41 | 26.97k
Pasukan Israel berada di dekat pagar pemisah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. (FOTO: Al Jazeera)
Pasukan Israel berada di dekat pagar pemisah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. (FOTO: Al Jazeera)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAIsrael aji mumpung, memanfaatkan situasi ruwetnya di Suriah dengan menduduki wilayah dataran Tinggi Golan.

PBB pun gerah atas perilaku Israel yang mulai  masuk ke wilayah Suriah yang diduduki itu, dan PBB menyatakan akan tetap berada di zona itu.

Advertisement

Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric mengatakan, bahwa pasukan PBB yang ditugaskan untuk memantau pelepasan diri (UNDOF) telah memberi tahu Israel bahwa tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap perjanjian pelepasan diri tahun 1974.

Dijelaskannya, pasukan Israel yang masuk ke zona penyangga masih dikerahkan di 3 tempat.

Dia menekankan bahwa tidak boleh ada kekuatan atau aktivitas militer di zona pemisahan. Israel dan Suriah harus terus menerapkan ketentuan perjanjian tahun 1974 dan menjaga stabilitas Golan.

Sementara itu, seperti dilansir Al Jazeera, juru bicara pasukan penjaga perdamaian internasional di Golan, Nick Bernback, mengatakan bahwa pasukan ini masih di posisi mereka meskipun tentara Israel menguasai zona penyangga.

Dia menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian akan tetap berada di posisi mereka di Golan selama Dewan Keamanan tidak melakukan perubahan apa pun dalam mandat mereka.

Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan bahwa serangan Israel ke zona penyangga di Golan hanya bersifat sementara.

Di tengah kejatuhan pemerintahan Bassar al-Assad di Suriah, Israel  aji mumpung dengan memanfaatkan pgerahan pasukannya ke dataran tinggi Golan.

Alasan Israel pengerahan pasukan ke Dataran Tinggi Golan itu  untuk mengantisipasi masuknya individu bersenjata ke zona penyangga.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (8/12/2024) lalu mengumumkan, bahwa dia memang telah memerintahkan tentaranya untuk "merebut" zona demiliterisasi di bagian Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah setelah militan menyingkirkan presiden Suriah Bashar Assad dari kekuasaan.

Sebagian besar dataran tinggi Dataran Tinggi Golan telah diduduki Israel sejak 1967, yang kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Pada tahun 1974, zona penyangga didirikan di sana untuk memisahkan wilayah yang dikuasai Israel dan Suriah, dengan pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan di sana.

Namun ditengah kejatuhan Bassar al-Assad, Israel mengumumkan pengerahan kembali pasukan ke Dataran Tinggi Golan dengan alasan "ada kemungkinan masuknya individu bersenjata ke zona penyangga" itu.

"Pasukan Israel "akan terus beroperasi selama diperlukan untuk menjaga zona penyangga dan mempertahankan Israel," tambah Netanyahu.

"Kini pasukan Israel telah memasuki area pemisah dan telah bergerak di dalam area tersebut, dimana mereka tetap berada di setidaknya di tiga lokasi di seluruh area pemisahan," kata Dujarric.

"Tidak boleh ada pasukan atau aktivitas militer di area pemisahan itu. Israel dan Suriah harus terus menegakkan ketentuan perjanjian 1974 itu, dan menjaga stabilitas di Dataran Tinggi Golan," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES