Peristiwa Internasional

Tambang Emas di Mali Runtuh, 48 Orang Tewas

Minggu, 16 Februari 2025 - 13:10 | 27.26k
Sebuah tambang emas di Mali.(ILustrasi FOTO: Punch)
Sebuah tambang emas di Mali.(ILustrasi FOTO: Punch)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setidaknya 48 orang tewas setelah sebuah tambang emas yang dioperasikan secara ilegal di Mali Barat, Sabtu (15/2/2025) runtuh.

Tragedi itu terjadi di Bilalkoto, sebuah desa di kotamadya Dabia, yang terletak di distrik Kenieba di wilayah Kayes.

Advertisement

"Jumlah korban hingga pukul 18:00 hari Sabtu sebanya 48 orang," kata sumber di kepolisian Mali.

"Beberapa korban jatuh ke dalam air. Diantara mereka ada seorang wanita dengan bayinya di punggungnya," tambah sumber itu.

Seorang pejabat setempat juga membenarkan runtuhnya tambang tersebut. Sementara asosiasi penambang emas Kenieba juga menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 48 orang.

Seorang pejabat setempat, seperti dilansir Xinhua secara anonim mengatakan, bahwa mesin Caterpillar diduga yang jatuh menjadi penyebab runtuhnya tanah di tambang rakyat tempat saat sekelompok wanita sedang bekerja mencari emas di situ.

Pejabat tersebut dan para saksi lainnya mengonfirmasi bahwa "48 wanita tewas di tempat," sementara sekitar 10 orang yang mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan.

"Beberapa sumber sempat melaporkan sekitar 50 korban tewas. Namun, untuk saat ini, sulit untuk memastikan jumlah korban yang pasti, bahkan untuk sementara, karena jumlahnya dapat bertambah setiap saat karena parahnya beberapa korban luka," kata pejabat itu kepada Xinhua.

Lokasi Penambangan Sering Longsor

Pada tanggal 29 Januari 2025 lalu, tambang emas yang terletak di daerah Danga, distrik Kangaba, wilayah Koulikoro, juga runtuh dan menewaskan sekitar 10 orang. 

Menurut keterangan pihak berwenang dan sumber-sumber lokal, lokasi-lokasi penambangan sering longsor dan kecelakaan yang mematikan.

Mali adalah salah satu produsen emas terkemuka di Afrika, dan lokasi-lokasi penambangan sering menjadi lokasi tanah longsor dan kecelakaan yang mematikan.

Pihak berwenang telah berjuang keras untuk mengendalikan penambangan logam mulia yang tidak diatur di negara itu, yang termasuk salah satu negara termiskin di dunia.

"Pencarian korban masih berlangsung hingga kini," kata kepala sebuah organisasi lingkungan, Minggu (16/2/2025) pagi tadi.

Disebut-sebut kecelakaan hari Sabtu itu terjadi disebuah lokasi terbengkalai yang sebelumnya dioperasikan oleh sebuah perusahaan China

Lebih dari setahun yang lalu, sebuah terowongan di tambang emas yang sama juga runtuh seperti tanah longsor yang terjadi hari Sabtu kemarin, sehingga total di lokasi itu menjadi lebih dari 70 orang tewas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES