Peristiwa Internasional

Zelenskyy Tolak Tawaran AS untuk Mengambil 50 Persen Sumber Daya Mineral Ukraina

Senin, 17 Februari 2025 - 19:29 | 59.44k
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat melakukan pertemuan, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 12 Februari 2025. (FOTO: Reuters)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat melakukan pertemuan, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 12 Februari 2025. (FOTO: Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan penolakan keras terhadap proposal Amerika Serikat yang meminta 50% dari sumber daya mineral negara itu sebagai balasan atas bantuan militer yang diberikan dalam perangnya melawan Rusia. Proposal yang mencakup mineral langka seperti titanium, lithium, dan uranium, serta hak atas pendapatan dari ekstraksi dan penjualan sumber daya alam lainnya, dianggap oleh Zelenskyy tidak sesuai dengan kepentingan Ukraina.

Dalam sebuah pertemuan tertutup pada Rabu, meski ada dorongan dari pejabat AS, Zelenskyy menolak untuk menyetujui kesepakatan tersebut. Ia mengakui, "Dokumen tersebut tidak memberikan jaminan keamanan yang jelas bagi kami," tegasnya di depan media.

Advertisement

Sebagai bagian dari tawaran ini, Amerika Serikat menginginkan setengah dari saham di semua sumber daya mineral penting Ukraina, termasuk grafit, lithium, uranium, dan minyak gas. Selain itu, AS juga menginginkan klaim atas pendapatan dari ekstraksi sumber daya alam dan lisensi baru.

Meskipun Amerika Serikat telah memberikan bantuan miliaran dolar untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia, Presiden AS, Donald Trump, menekankan bahwa bantuan ini harus sebanding dengan kontribusi yang diberikan oleh Ukraina, dengan mengingat potensi besar yang dimiliki negara itu dalam hal sumber daya alam.

Namun, menurut pejabat Ukraina, tawaran AS ini belum sepenuhnya matang dan masih dalam tahap diskusi. Beberapa kalangan khawatir, ketentuan yang rumit dalam perjanjian ini bisa berpotensi bertentangan dengan hukum Ukraina, sehingga sulit untuk dilaksanakan.

Zelenskyy sebelumnya juga menyatakan bahwa Ukraina terbuka untuk investasi asing di sektor sumber daya mineralnya, namun tidak sepakat dengan langkah yang terlalu menguntungkan pihak asing, terlebih dengan ketentuan yang berpotensi merugikan negara dalam jangka panjang.

Dengan penolakan ini, ketegangan antara Ukraina dan Amerika Serikat mengenai pembagian kekayaan sumber daya mineral Ukraina semakin memanas. Kini, dunia menanti langkah selanjutnya dari kedua negara mengenai isu yang bisa memengaruhi hubungan geopolitik mereka di masa depan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES