Israel Membunuh Dua Bocah dengan Berondongan Peluru

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pasukan Israel telah membunuh dua bocah berumur 13 tahun dengan berondongan peluru saat menyerbu Hebron dan Jenin di Tepi Barat, Jumat (21/2/2025)
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas menggambarkan serangan pasukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu sebagai "tindakan demonstratif yang mencerminkan kebangkrutan politik dan militer."
Advertisement
Zionis Israel mengerahkan 3 batalion tambahan ke Tepi Barat karena instruksi Netanyahu untuk meluncurkan "operasi besar".
Pasukan zionis Israel kemudian menewaskan dua anak Palestina pada hari Jumat selama agresi mereka yang berlangsung di Tepi Barat itu.
Seorang anak Palestina dibunuh oleh pasukan pendudukan dengan serangkaian berondongan peluru di pusat kota Hebron (selatan), beberapa jam setelah seorang gadis juga dihujani peluru di Jenin, utara Tepi Barat yang diduduki.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, petugasnya di Hebron sedang mengevakuasi seorang martir (berusia 13 tahun) menuju ke rumah sakit akibat dihujani peluru oleh tentara pendudukan Israel di daerah Jabal Juhar di pusat Hebron.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa, seorang bocah berumur 13 tahun, Rimas Omar Amouri juga tewas akibat berondongan peluru pasukan pendudukan di kamp Jenin.
Sementara itu, Hamas mengonfirmasi bahwa Benjamin Netanyahu telah melakukan kunjungan provokatif ke wilayah, dan mencoba menutupi kegagalan dan kemundurannya yang berulang dalam menghadapi perlawanan rakyat Palestina.
Ia menambahkan, Netanyahu sudah terbiasa melakukan sandiwara yang terekspos ini, dan dia adalah orang yang sama yang berdiri di kubu Netzarim dan Philadelphi di Jalur Gaza serta mengancam, namun dia tetap membiarkan mereka.
Hamas menekankan, bahwa kunjungan Netanyahu itu tidak akan mengintimidasi rakyat Palestina dengan perlawanannya, tetapi justru akan meningkatkan tekad mereka untuk melanjutkan jalan jihad hingga pembebasan dan kemenangan.
Sebelumnya pada hari Jumat, Netanyahu menyerbu sebuah rumah di kamp pengungsi Palestina Tulkarm di Tepi Barat utara, beberapa jam setelah menteri pertahanannya, Yisrael Katz, melakukan tindakan serupa.
Pelaku Peledakkan Bus
Otoritas Penyiaran Israel menerbitkan foto Netanyahu dan sejumlah perwira tentara pendudukan Israel di dalam rumah Palestina di kamp Tulkarem.
Otoritas mengomentari foto itu dengan mengatakan, "Netanyahu sedang melakukan kunjungan lapangan di kamp Tulkarem, dengan latar belakang pengeboman Bat Yam di Israel tengah pada hari Kamis."
Gambar tersebut menunjukkan tentara menyematkan bendera Israel di salah satu dinding rumah Palestina.
Netanyahu juga mengumumkan, dalam pidato video yang direkamnya di kamp Tulkarem, dimulainya aktivitas operasional militer tambahan di Tepi Barat menyusul serangkaian ledakan yang menargetkan bus di Israel tengah pada hari Kamis.
"Kami menghancurkan seluruh jalan, melenyapkan militan, dan saya telah memerintahkan bala bantuan pasukan di Tepi Barat dan dimulainya kegiatan operasional militer tambahan," katanya.
Netanyahu menambahkan bahwa "operasi militer menargetkan infrastruktur faksi Palestina bersenjata untuk mencegah serangan lebih lanjut."
Hingga kini polisi Israel sama sekali tidak segera mengumumkan bahwa pelakunya adalah pihak Palestina mana pun.
Justru surat kabar Israel, Haaretz mengatakan bahwa dua warga Israel ditangkap pada Jumat malam atas dugaan keterlibatan dalam ledakan yang terjadi pada dua bus kosong di dua pinggiran kota Tel Aviv (pusat).
Situs web Israel "Ynet" mengutip sumber-sumber Israel yang mengatakan, bahwa dinas Keamanan Dalam Negeri Israel menangkap 3 tersangka yang dituduh membantu menanam alat peledak di bus-bus di wilayah Tel Aviv, dalam apa yang diyakini pihak berwenang sebagai serangan teroris yang gagal.
Situs web tersebut, yang merupakan versi daring surat kabar Yedioth Ahronoth menambahkan, bahwa ketiga tersangka itu diidentifikasi sebagai orang Yahudi Israel.
Untuk bulan kedua, tentara pendudukan melancarkan operasi militer di kamp-kamp di Tepi Barat utara, terutama di Jenin, Tulkarem dan Tubas.
Tentara pendudukan mengerahkan 3 batalyon tambahan ke Tepi Barat setelah instruksi Netanyahu untuk melaksanakan "operasi besar" di sana.
Menurut Kementerian Kesehatan, sejak 21 Januari, zionis Israel telah memperluas pendudukan lewat agresinya di Tepi Barat utara dan telah membunuh 61 warga Palestina, merusak properti, rumah, dan infrastruktur secara luas.
Selain itu juga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Me nurut data resmi Palestina, tentara Israel bersama pemukim Israel juga telah memperluas serangan mereka di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza, yang mengakibatkan sedikitnya 922 warga Palestina tewas, sekitar 7.000 orang terluka, dan 14.500 orang lainnya ditangkap.
Dengan dukungan penuh Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, dengan membunuh dan melukai lebih dari 160.000 warga Palestina yang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Lebih dari 14.000 orang juga hilang.
Namun Israel tak pernah berhenti membunuh anak-anak, dan Jumat kemarin pasukan zionis Israel memberondong dua bocah yang masih berumur 13 tahun dengan peluru hingga tewas saat menyerbu Tepi Barat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |