Peristiwa Internasional

Uni Eropa Rapatkan Barisan Dukung Ukraina Pasca Zelenskyy Diusir Trump

Sabtu, 01 Maret 2025 - 12:40 | 60.44k
Bendera Ukraina dan Uni Eropa (UE) berkibar dengan langit biru di latar belakang. (FOTO A: Kyiv Independent/Getty Images)
Bendera Ukraina dan Uni Eropa (UE) berkibar dengan langit biru di latar belakang. (FOTO A: Kyiv Independent/Getty Images)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejumlah pemimpin Eropa menegaskan kembali, bahwa mereka semakin merapatkan barisan mendukung Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensky, menyusul kecongkakan Presiden AS, Donald Trump yang mengusir pulang Presiden Ukraina itu setelah bersitegang di Ruang Oval, Gedung Putih.

"Volodymyr Zelensky yang terhormat, teman-teman Ukraina yang terkasih, anda tidak sendirian," tulis Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk di X seperti dilansir Kyiv Indepenpent.

Advertisement

Zelensky bertemu dengan Trump di Ruang Oval , tempat dimana tadinya diharapkan mereka  menyelesaikan kesepakatan kerangka kerja mengenai sumber daya alam Ukraina.

Ukraina-dan-Amerika.jpgPresiden Volodymyr Zelensky meninggalkan Gedung Putih setelah pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Washington, DC, AS pada 28 Februari 2025. (FOTO B: Kyiv Indepenpent/Getty Images)

Namun pertemuan itu berakhir tanpa kesepakatan apapun setelah jumpa pers selama 45 menit yang menunjukkan terjadi perdebatan sengit mengenai bantuan AS ke Ukraina dan ketentuan-ketentuan kesepakatan damai potensial dengan Rusia.

Volodymyr Zelenskyy dikeroyok oleh Presiden AS, Wakilnya, JD Vance. Zelenskyy dikata-katai yang menghina dan menyudutkan yang sama sekali tidak menunjukkan dari mulut seorang negarawan pemimpin dunia, Donald Trump.

Trump menuduh Zelensky "tidak menghormati" AS di Ruang Oval dan mengatakan presiden Ukraina "tidak siap untuk perdamaian."

"Dia bisa kembali ketika dia siap untuk perdamaian," tulis Trump di Truth Social .

Zelensky kemudian meninggalkan Gedung Putih lebih awal tanpa menandatangani kesepakatan mineral, yang telah menjadi fokus negosiasi selama berminggu-minggu antara Washington dan Kyiv.

Menanggapi hasil pertemuan tersebut, Presiden Prancis, Emmanuel Macron menegaskan kembali bahwa Rusia adalah agresor dalam perangnya melawan Ukraina.

"Ada agresor, yaitu Rusia, dan ada pula yang diserang, yaitu Ukraina," kata Macron kepada wartawan di Portugal.

"Kita harus berterima kasih kepada semua pihak yang membantu, dan kita harus menghormati mereka yang telah berjuang sejak awal," kata dia lagi.

Kepala koresponden Financial Times di Kyiv, Christopher Miller menyebutkan, bahwa Zelenskyy telah berbicara melalui telepon dengan Macron dan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte setelah pertengkaran dengan Trump yang ditonton orang SE dunia itu.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan kembali komitmen Uni Eropa untuk mendukung Ukraina.

"Kehormatan anda menjunjung tinggi keberanian rakyat Ukraina. Jadilah kuat, jadilah pemberani, jangan takut. Anda tidak pernah sendirian Presiden Volodymyr Zelensky yang terhormat," tulisnya.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas menekankan komitmen Uni Eropa untuk meningkatkan bantuan kepada Ukraina, memungkinkan negara itu untuk terus melawan agresor.

"Hari ini, menjadi jelas bahwa dunia bebas membutuhkan pemimpin baru. Terserah kepada kita, orang Eropa, untuk menerima tantangan ini," tulis Kallas di X.

Pemimpin partai konservatif Uni Demokratik Kristen (CDU) Jerman, Friedrich Merz, menyuarakan sentimen serupa. "Kita tidak boleh mencampuradukkan antara agresor dan korban dalam perang yang mengerikan ini," katanya.

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock juga menekankan bahwa Jerman, bersama dengan sekutu-sekutunya di Eropa, tetap teguh berada di pihak Ukraina melawan agresi Rusia.

Presiden Moldova, Maia Sandu menggarisbawahi peran Ukraina yang lebih luas dalam mempertahankan kebebasan.

"Kebenarannya sederhana. Rusia menginvasi Ukraina. Rusia adalah agresor," tulisnya di X.

Presiden Ceko, Petr Pavel menyatakan dukungan kuatnya terhadap Ukraina, dan mengatakan bahwa negaranya mendukung Ukraina lebih dari sebelumnya.

"Saatnya bagi Eropa untuk meningkatkan upayanya," katanya.

Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala juga menyuarakan dukungannya, dengan menulis , "Kami mendukung Ukraina dan berada di pihak dunia bebas."

Pejabat dari Spanyol, Lithuania, Latvia, Norwegia, dan Belanda menyusul pernyataan pemimpin Uni Eropa lainnya, mereka juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina setelah pertemuan Gedung Putih itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES