Peristiwa Internasional

Muzani Hadiri Konferensi Liga Muslim Dunia, Bicara Persatuan dan Pancasila

Jumat, 07 Maret 2025 - 16:49 | 51.02k
Ketua MPR RI Ahmad Muzani saat berbicara di konferensi internasional Liga Muslim Dunia bertajuk “Menuju Persatuan Islam yang Efektif” di Mekkah, Arab Saudi.
Ketua MPR RI Ahmad Muzani saat berbicara di konferensi internasional Liga Muslim Dunia bertajuk “Menuju Persatuan Islam yang Efektif” di Mekkah, Arab Saudi.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua MPR RI Ahmad Muzani menghadiri konferensi internasional Liga Muslim Dunia bertajuk “Menuju Persatuan Islam yang Efektif” di Mekkah, Arab Saudi.

Dalam forum yang dihadiri para mufti, cendekiawan, dan ulama dari berbagai negara itu, Muzani menyoroti peran Pancasila sebagai perekat bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan.

Advertisement

Muzani mengungkapkan bahwa pada masa perumusan dasar negara, para tokoh bangsa sempat berdebat mengenai apakah Indonesia akan berlandaskan nilai-nilai Islam, nasionalisme, atau sekularisme. Namun, setelah diskusi panjang, disepakati bahwa Pancasila menjadi jalan tengah yang mampu menyatukan keberagaman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Para pemimpin, tokoh bangsa, dan ulama kami berdiskusi selama berbulan-bulan untuk menentukan dasar negara yang tepat bagi Indonesia yang akan merdeka. Akhirnya, Pancasila dipilih sebagai titik temu yang mampu merangkul keberagaman, karena bangsa kami terdiri dari berbagai suku dan budaya," ujar Muzani di hadapan peserta konferensi.

Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia, dengan 230 juta jiwa atau sekitar 87 persen dari total penduduk. Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, 13 ribu suku, dan 700 bahasa daerah.

Menurut Muzani, perbedaan tersebut bukan hambatan, melainkan menjadi identitas dan kekayaan bangsa. Salah satu faktor yang memperkuat persatuan Indonesia adalah kesepakatan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, meskipun berasal dari rumpun bahasa Melayu yang bukan mayoritas.

"Kami mengikat diri dalam bahasa yang sama. Kami menyepakati bahasa Melayu sebagai dasar bahasa persatuan, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia dan digunakan oleh seluruh rakyat hingga saat ini," jelasnya.

Muzani juga menyinggung berbagai pergolakan ideologi yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, baik akibat perbedaan pandangan politik maupun ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah. Ia menegaskan bahwa pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga stabilitas nasional.

"Presiden Prabowo sangat menaruh perhatian pada persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi beliau, persatuan adalah segalanya. Tanpa itu, pembangunan dan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia tidak akan berjalan optimal," tegasnya.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat SDM Indonesia, pemerintah saat ini menggalakkan program makan bergizi gratis bagi pelajar dan santri di seluruh Indonesia. Program ini menargetkan 82 juta anak setiap hari dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas generasi mendatang agar lebih sehat, cerdas, dan mampu bersaing di tingkat global.

"Kami ingin Indonesia menjadi bangsa yang kuat, sehat, pintar, dan sejajar dengan negara lain. Kami juga menyadari bahwa nilai-nilai Islam mengajarkan pentingnya kemajuan dan kepercayaan diri. Dengan semangat itu, Indonesia akan terus memperkuat persatuan dan menghadapi tantangan global dengan percaya diri," tutup Muzani.

Konferensi Liga Muslim Dunia ini turut menghadirkan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Muhammad Abdul Karim Al-Isa, serta para pemimpin Islam dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ini merupakan kali kedua konferensi diselenggarakan, setelah sebelumnya mengangkat tema "Membangun Jembatan antara Mazhab-mazhab Islam". (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES