Peristiwa Internasional Mozaik Ramadan 2025

Nuansa Ramadan di Tunisia, Perpaduan Spiritualitas dan Budaya yang Penuh Warna

Kamis, 13 Maret 2025 - 04:17 | 15.66k
Suasana malam di Tunisia saat Ramadan cukup ramai dengan nuansa spiritualitas yang kental. (Foto:  Aqilah Firyal Haya/TIMES INDONESIA)
Suasana malam di Tunisia saat Ramadan cukup ramai dengan nuansa spiritualitas yang kental. (Foto: Aqilah Firyal Haya/TIMES INDONESIA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TUNISIA – dir="ltr">Ramadan selalu menjadi bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, bulan suci ini menghadirkan kesempatan untuk memperkuat spiritualitas, berbagi kebaikan, dan merayakan kebersamaan.

Kontributor TIMESIndonesia dari PPI Tunisia, Aqilah Firyal Haya (mahasiswi Jurusan Aqidah wa Ilmu al-Kalam, Fakultas Hadharah Islamiyah, Universitas as-Zaitunah, Tunisia), melaporkan, Tunisia, negeri di pesisir Laut Mediterania yang kaya sejarah, tak ketinggalan dalam menyambut bulan penuh berkah ini dengan cara yang unik dan penuh makna.

Advertisement

Tunisia bukan hanya sebuah negara di Afrika Utara, tetapi juga memiliki budaya yang kental dengan pengaruh Timur Tengah dan Islam. Dengan 98% penduduknya beragama Islam, Ramadan di Tunisia bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga perayaan budaya yang menyentuh setiap aspek kehidupan masyarakat.

Cahaya dan Sukacita di Setiap Sudut Kota

Begitu memasuki bulan Syaban, Tunisia mulai berbenah menyambut Ramadan. Jalan-jalan dan gang-gang di kota dihiasi dengan lampu-lampu berwarna-warni, menciptakan suasana penuh kehangatan.

Setiap rumah berlomba-lomba menghias ruangannya dengan ornamen khas Ramadan.

Kegembiraan ini mencerminkan bagaimana masyarakat Tunisia menganggap Ramadan sebagai bulan istimewa yang patut disambut dengan suka cita.

Persiapan ini tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga oleh pemerintah yang menetapkan kebijakan khusus, seperti jam kerja yang lebih singkat dari pukul 08.00 hingga 15.00 agar masyarakat bisa lebih fokus pada ibadah dan kebersamaan keluarga.

Buka Puasa: Tradisi dan Hidangan Khas

Seperti di banyak negara Muslim lainnya, momen berbuka puasa di Tunisia adalah waktu yang penuh kebersamaan. Namun, berbeda dengan di Indonesia yang identik dengan tradisi buka puasa bersama di masjid atau restoran, di Tunisia, keluarga lebih memilih berkumpul di rumah.

Di atas meja makan, tersaji hidangan khas yang menggugah selera. Zalabia dan makroudh menjadi favorit, dua jenis kue manis yang selalu hadir di setiap rumah.

Zalabia, dengan bentuknya yang unik dan rasa manis legitnya, serta makroudh yang renyah dengan balutan madu, mencerminkan kecintaan masyarakat Tunisia terhadap manisan atau halawiyat.

Tak ketinggalan, kuskusi—hidangan khas berbahan gandum yang disajikan dengan sayuran dan lauk-pauk—selalu menjadi pilihan utama dalam hidangan utama berbuka. Makanan ini bukan hanya sekadar santapan, tetapi juga bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Taraweh 23 Rakaat

Setelah berbuka puasa, suasana berubah menjadi lebih syahdu. Warga Tunisia berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan salat Isya dan Tarawih.

Berbeda dengan di Indonesia, di mana sebagian besar masjid melaksanakan 8 atau 20 rakaat, di Tunisia yang mayoritas bermazhab Maliki, salat Tarawih dilaksanakan dengan 23 rakaat.

Keunikan lain dari Tarawih di Tunisia adalah kebiasaan menamatkan satu juz lebih setiap malam, sehingga pada malam ke-27 Ramadan, seluruh Al-Qur’an telah dikhatamkan.

Di Masjid Zaitunah, yang merupakan pusat keilmuan Islam bersejarah, malam ke-27 Ramadan menjadi puncak ibadah dengan doa bersama dan khataman Al-Qur’an. Bahkan, presiden Tunisia pun turut hadir dalam acara ini, menambah kesakralan malam tersebut.

Menjelang tengah malam, masjid-masjid tetap hidup dengan lantunan zikir dan doa. Itikaf menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan di Tunisia, dengan banyak warga yang memilih menghabiskan malam-malam terakhir Ramadan di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Perpaduan Spiritualitas dan Budaya

Uniknya, setelah Tarawih dan ibadah malam, suasana kota kembali hidup dengan cara yang berbeda. Kafe-kafe mulai dibuka, dan warga Tunisia menikmati kebersamaan di malam Ramadan.

Beragam acara budaya pun digelar, mulai dari konser musik hingga pertunjukan seni tradisional.

Nama-nama besar seperti Luthfi Busynak dan Saber Rebaï sering tampil di berbagai acara Ramadan, membawa suasana yang lebih meriah. Meskipun terdengar kontras, perpaduan antara spiritualitas dan budaya ini menciptakan pengalaman Ramadan yang unik dan khas di Tunisia.

Menjelang Idulfitri: Puncak Kebersamaan dan Keberkahan

Semakin mendekati akhir Ramadan, masjid-masjid semakin penuh dengan jamaah yang beritikaf. Mereka mengisi malam dengan tadarus Al-Qur’an, dzikir, dan tahajud berjamaah.

Momentum ini tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga refleksi diri sebelum menyambut Idulfitri.

Saat takbir berkumandang di malam terakhir Ramadan, suasana haru menyelimuti Tunisia. Warga saling bersalaman, mengucapkan doa, dan berbagi kebahagiaan dalam semangat kebersamaan.

Ramadan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga perjalanan spiritual dan kebudayaan yang mempererat hubungan antar sesama.

Lebih dari Sekadar Ibadah

Ramadan di Tunisia mengajarkan bahwa bulan suci ini bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga. Ini adalah waktu untuk memperkuat keimanan, mempererat tali persaudaraan, serta merayakan budaya yang memperkaya kehidupan.

Dari suasana penuh warna saat menyambut Ramadan, kehangatan berbuka puasa bersama keluarga, kekhusyukan ibadah malam, hingga kemeriahan acara budaya, Tunisia menawarkan pengalaman Ramadan yang begitu unik dan penuh makna.

Semoga semangat Ramadan di Tunisia menginspirasi kita semua untuk menjalani bulan suci ini dengan penuh keberkahan, kebersamaan, dan cinta kasih. Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan untuk merajut harmoni dalam keberagaman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES