Peristiwa Internasional

Jenazah Paus Fransiskus Disambut "Orang Miskin" di Basilika Santa Maria Maggiore

Sabtu, 26 April 2025 - 09:31 | 9.26k
Peti mati kayu jenazah Paus Fransiskus setelah disegel.(FOTO: Vatikan News)
Peti mati kayu jenazah Paus Fransiskus setelah disegel.(FOTO: Vatikan News)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah misa pemakaman khidmat di Basilika Santo Petrus, Sabtu (26/4/2025) pukul 10.00 (waktu Roma) atau pukul 15.00 (WIB) sore ini jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan dalam prosesi ke Basilika Santa Maria Maggiore dan disana akan disambut sekelompok "orang miskin" dan yang terpinggirkan untuk penghormatan terakhir.

Lama waktu antara Roma dengan Indonesia terpaut lima jam lebih dulu Roma. Jika di Roma pukup 10.00 maka di Indonesia pukul 15.00 atau jam 3 sore.

Advertisement

Sekitar 40 orang miskin itu akan mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada Paus Fransiskus pada hari pemakamannya.

Tercatat sudah 250.000 orang lebih yang berkesempatan memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus saat disemayamkan di Basilika Santo Petrus.

Orang miskin dan terpinggirkan itu akan berkumpul pada Sabtu pagi di tangga Basilika Santa Maria Maggiore di lingkungan Romawi Esquilino.

Orang miskin itu terdiri dari tunawisma, narapidana, migran, dan individu transgender.

Mereka yang "paling rendah" di masyarakat itu  akan mendapatkan hak istimewa pada hari pemakaman dan penguburan Paus Fransiskus. 

Mereka akan memberikan penghormatan terakhir sebelum pemakamannya di gereja tersebut, sebagaimana yang disampaikan Paus Fransiskus dalam permintaan terakhirnya 

Sambil memegang mawar putih, mereka akan menjadi kelompok orang terakhir yang mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang Paus Fransiskus setelah Misa pemakaman di Basilika Santo Petrus.

Mereka akan berada  tepat sebelum pemakamannya di antara Kapel Pauline (kapel Salus Populi Romani, ikon Maria yang dihormati oleh umat Roma dan Fransiskus) dan Kapel Sforza di Basilika Liberia, sesuai dengan keinginan Paus Fransiskus.

Kebanyakan dari mereka menganggap, Paus Fransiskus seperti seorang "ayah".

Uskup Benoni Ambarus, Sekretaris Komisi Migrasi Konferensi Episkopal Italia dan delegasi untuk inisiatif amal memberikan keterangan lebih rinci kepada media Vatikan.

Ia berada di sisi Fransiskus pada tanggal 26 Desember selama salah satu momen paling simbolis dari kepausannya, yakni pembukaan Pintu Suci di penjara Rebibbia, di Roma.

"Saya merasa ini adalah pilihan yang sangat mengharukan, karena Paus Fransiskus diterima oleh Ibu yang sangat dicintainya (Salus Populi Romani) dan oleh anak-anak kesayangannya, yang akan mengelilinginya dalam perjalanan terakhir ini. Saya pikir ini adalah sesuatu yang benar-benar indah," kata Uskup Ambarus.

"Orang miskin mempunyai tempat istimewa di hati Tuhan, dan karenanya juga di hati dan ajaran Bapa Suci, yang memilih nama Fransiskus agar tidak pernah melupakan mereka," demikian pernyataan dari Takhta Suci.

Siapkan Makanan Sendiri

Jumat (25/4/2025) pukul 08.00 malam atau pukul 01.00 Sabtu (26/4/2025) dini hari tadi, Peti jenazah Paus Fransiskus disegel.

Paus Fransiskus yang telah meninggal itu dibaringkan di depan altar Confessio dalam sebuah peti mati kayu, dibungkus dengan kasula merah, dengan mitra putih dan rosario yang digenggam di tangannya.

Peti mati diletakkan di permukaan tanah, tanpa katafalque. Ini adalah keputusan Paus Fransiskus sendiri.

Upacara yang dipimpin oleh Kardinal-Camerlengo Kevin Farrell itu dimulai dengan pembacaan riwayat hidup Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio serts kegiatan terpentingnya sebagai Paus. 

Dokumen tersebut menyatakan bahwa kenangan akan Paus ke-266 ini "tetap berada di hati Gereja dan seluruh umat manusia".

Diantaranya disebutkan adalah masa tinggalnya di Jerman pada akhir tahun 1980-an dan pekerjaannya yang beragam di Argentina.

Dia adalah seorang pendeta yang sederhana dan populer di keuskupan agungnya, yang bepergian jauh dan luas, bahkan dengan metro dan bus. Dia tinggal di sebuah flat dan menyiapkan makanannya sendiri karena dia merasa seperti orang normal.

Uskup Agung Diego Ravelli membentangkan kain sutra putih di wajah Paus Fransiskus, sementara Kardinal-Camerlengo Farrell memerciki Fransiskus dengan air suci.

Sebuah tas berisi koin dan medali yang dicetak selama masa kepausannya kemudian ditempatkan di peti jenazah bersama Paus.

Penutup peti mati seng tersebut kemudian dipasang, bersama dengan salib, lambang kebesaran Fransiskus  sebuah plakat dengan nama Paus, lamanya hidupnya serta pelayanan Petrus, sementara mazmur-mazmur dinyanyikan. 

Setelah peti mati seng tersebut disegel, segel Kardinal-Camerlengo dan Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi dan Kapitel Vatikan dicetak.

Peti mati kayu, yang memiliki salib dan lambang kebesaran Paus Fransiskus yang telah meninggal, kemudian disegel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES