Paus Leo XIV Ajak Jurnalis Utamakan Kebenaran

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam pidato perdananya kepada media, Paus Leo XIV pada hari Senin (11/5/2025) mengimbau para jurnalis untuk fokus menyampaikan kebenaran dan tidak terjebak dalam perdebatan yang berpihak. Ia juga menyerukan pembebasan para wartawan yang dipenjara karena menjalankan tugas jurnalistik.
“Cara kita berkomunikasi sangat penting: kita harus mengatakan ‘tidak’ pada perang kata dan gambar, kita harus menolak paradigma perang,” kata Paus Leo di hadapan ribuan jurnalis yang meliput pemilihannya serta wafatnya pendahulunya, Paus Fransiskus.
Advertisement
Ia juga menyuarakan keprihatinan terhadap nasib jurnalis yang dipenjara, yang menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), jumlahnya mencapai 361 orang pada akhir tahun lalu.
“Penderitaan para jurnalis yang dipenjara ini menggugah hati nurani bangsa-bangsa dan komunitas internasional. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk melindungi anugerah kebebasan berbicara dan kebebasan pers,” ujar Paus.
Leo, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Prevost, merupakan paus pertama yang lahir di Amerika Serikat. Ia terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik pada 8 Mei lalu. Namanya belum banyak dikenal di panggung dunia karena sebagian besar kariernya dihabiskan sebagai misionaris di Peru.
Paus juga mengingatkan para jurnalis agar bijak dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam pekerjaan mereka. “Pastikan teknologi ini digunakan demi kebaikan bersama, agar bisa memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” katanya.
Ia menambahkan, “Mari kita bebaskan komunikasi dari prasangka, dendam, fanatisme, bahkan kebencian. Lepaskan dari segala bentuk agresi.”
Pertemuan hari Senin ini merupakan audiensi publik pertama Leo sejak ia menjadi paus. Saat memasuki aula besar Vatikan, ia disambut tepuk tangan para jurnalis.
Bercanda dan Berbaur dengan Wartawan
Dalam pidatonya yang disampaikan sebagian besar dalam bahasa Italia, Paus Leo membuka dengan gurauan dalam bahasa Inggris tentang sambutan hangat yang ia terima.
“Terima kasih atas sambutan yang meriah,” katanya. “Katanya, kalau tepuk tangan datang di awal, itu belum berarti apa-apa. Tapi kalau kalian masih terjaga sampai akhir dan tetap ingin bertepuk tangan, saya sangat berterima kasih.”
Usai pidato, Paus turun dari panggung untuk menyapa langsung para jurnalis dan berbincang santai dengan beberapa di antaranya.
Ia menyampaikan rencananya untuk melanjutkan kunjungan yang telah direncanakan Paus Fransiskus ke Turki tahun ini, dalam rangka memperingati 1.700 tahun Konsili Gereja awal yang berlangsung di Nicea — kini dikenal sebagai kota Iznik.
Namun saat seorang jurnalis asal Amerika bertanya apakah ia akan pulang kampung ke Chicago dalam waktu dekat, Leo menjawab sambil tersenyum, “Sepertinya tidak.”
Sebagai paus baru, Leo juga masih terlihat menyesuaikan diri dengan tradisi dan protokol Vatikan. Di satu momen, ia sempat bertanya kepada ajudannya siapa yang seharusnya membagikan rosario kepada tamu — dirinya atau petugas protokol. Rosario kecil yang telah diberkati Paus biasanya diberikan kepada mereka yang bertemu langsung dengannya.
Salah satu wartawan juga sempat bertanya apakah Paus, yang diketahui gemar bermain tenis, ingin bertanding melawan Andre Agassi. Leo dengan cepat menjawab sambil bercanda, “Asal jangan bawa Sinner,” merujuk pada nama petenis Italia Jannik Sinner, sekaligus bermain kata dengan istilah “sinner” (pendosa) dalam ajaran Katolik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |