Peristiwa Internasional

Pesan Persaudaraan dan Kebangsaan saat  Wukuf Arafah

Kamis, 05 Juni 2025 - 19:00 | 13.44k
KH Ahmad Said Asrori saat meyampaikan khutbah wukuf Arafah di tenda utama Misi Haji Indonesia, Kamis (5/6/2025) yang menandai prosesi wukuf. (Foto: MCH 2025)
KH Ahmad Said Asrori saat meyampaikan khutbah wukuf Arafah di tenda utama Misi Haji Indonesia, Kamis (5/6/2025) yang menandai prosesi wukuf. (Foto: MCH 2025)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Dalam khutbah wukuf Arafah yang berlangsung di tenda utama Misi Haji Indonesia, Kamis (5/6/2025), Anggota Amirulhaj KH Ahmad Said Asrori menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya memperkuat tali persaudaraan dan membangun semangat kebangsaan.

Tokoh yang juga menjabat sebagai Katib Aam Syuriyah PBNU ini menekankan nilai-nilai luhur Islam yang mengajarkan kesetaraan dan solidaritas antarsesama.

Advertisement

Wukuf di Arafah, yang merupakan puncak dari rangkaian ibadah haji, diikuti oleh jutaan jemaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Prosesi dimulai sejak masuk waktu Zuhur, diawali dengan khutbah, kemudian dilanjutkan dengan shalat jama’ qashar Zuhur dan Asar, serta diisi dengan zikir dan doa.

“Hari ini adalah hari yang dirindukan umat Islam sedunia. Di sinilah para jemaah berkumpul, bersimpuh, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Suara talbiyah mengalun menggetarkan langit Arafah,” tutur Kiai Said dalam khutbahnya, Kamis (5/6/2025).

Sejumlah pejabat hadir dalam kesempatan tersebut, di antaranya Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kepala Badan Penyelenggara Haji Muhammad Irfan Yusuf, Wakil Menteri Agama Romo Mohammad Syafii, serta perwakilan legislatif dan diplomatik lainnya.

Kiai Said menggambarkan Arafah sebagai cerminan Padang Mahsyar, tempat berkumpulnya seluruh manusia dalam kesederhanaan dan kesetaraan. Di tempat ini, status duniawi seperti pangkat, jabatan, dan latar sosial menjadi tidak relevan.

“Wukuf mengajarkan makna persaudaraan—baik dalam iman, kebangsaan, maupun kemanusiaan. Di Arafah ini pula Nabi Muhammad SAW mendeklarasikan prinsip-prinsip persaudaraan universal,” ujarnya.

Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad SAW:
“Wahai umat manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu dan nenek moyang kalian satu. Kalian semua berasal dari Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Tidak ada kelebihan orang Arab atas non-Arab, begitu juga sebaliknya, atau yang berkulit putih atas yang hitam kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad)

Lebih lanjut, Kiai Said menekankan bahwa persaudaraan yang diajarkan Nabi bukanlah formalitas, melainkan persaudaraan yang tulus, tanpa syarat, dan berlandaskan empati.

“Saudara sejati tak boleh menyakiti, mengkhianati, ataupun menzalimi,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh umat, khususnya bangsa Indonesia, untuk menjadikan semangat ukhuwah sebagai pilar utama dalam menjaga keutuhan bangsa yang majemuk ini.

“Dengan beragam suku, bahasa, agama, dan budaya, mari jadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk membawa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ucapnya.

Menutup khutbahnya, Kiai Said berpesan kepada para jemaah untuk memanfaatkan momentum Arafah dengan memperbanyak istighfar dan doa. Ia berharap wukuf ini menjadi momen yang mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus memperkuat cinta terhadap tanah air.

“Semoga wukuf kita diterima Allah SWT. Semoga kita menjadi pribadi yang mulia, mencintai bangsa, serta memperkuat ukhuwah. Dan semoga kita meraih haji yang mabrur, amal yang diterima, dosa yang diampuni, dan keuntungan yang tak merugi,” ucapnya. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES