27 Negara Desak Perang Gaza Segera Dihentikan, Kecam Taktik Israel

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 27 Negara menyerukan penghentian segera perang di Gaza, menyatakan penderitaan warga sipil telah “mencapai titik terendah baru”. Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri negara-negara tersebut menilai sistem distribusi bantuan Israel berbahaya dan mengecam “penyaluran bantuan setetes demi setetes” serta “pembunuhan keji terhadap warga sipil” yang mencari makanan dan air.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan lebih dari 100 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel saat menunggu bantuan pangan akhir pekan lalu, sementara 19 orang lainnya meninggal karena kelaparan.
Advertisement
Israel menolak pernyataan tersebut, menyebutnya “terputus dari kenyataan” dan “memberikan pesan keliru kepada Hamas”. Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Hamas menyebarkan kebohongan dan menghalangi distribusi bantuan, alih-alih menyepakati gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Deklarasi ini ditandatangani oleh para menteri luar negeri dari Inggris, Australia, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, Selandia Baru, Swiss, dan lainnya. Mereka menegaskan: “Perang di Gaza harus berakhir sekarang. Penderitaan warga sipil telah mencapai titik yang mengerikan. Sistem distribusi bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat warga Gaza.”
Dikutip dari BBC, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyebut serangkaian tragedi kemanusiaan terjadi di Gaza, termasuk serangan yang menewaskan “anak-anak kelaparan yang putus asa”. Inggris menambah bantuan kemanusiaan sebesar £40 juta untuk Gaza tahun ini.
PBB juga menyatakan keprihatinan mendalam. Juru bicara Sekjen António Guterres mengatakan “jalur terakhir yang menjaga nyawa warga Gaza kini runtuh”. PBB mendesak Israel memfasilitasi bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Sejak Mei, laporan kematian warga Palestina yang menunggu bantuan hampir muncul setiap hari, meski Israel melonggarkan sebagian blokade 11 minggu atas distribusi bantuan. Sistem baru distribusi yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dengan kontraktor keamanan swasta AS dikritik PBB karena dinilai berbahaya dan melanggar prinsip netralitas serta independensi.
Menurut data PBB, dalam delapan minggu terakhir, 674 warga tewas di sekitar lokasi distribusi GHF, sementara 201 lainnya tewas di sepanjang jalur konvoi bantuan. Akhir pekan lalu, 39 orang tewas di Khan Younis dan Rafah, serta 67 lainnya di dekat konvoi bantuan PBB di Gaza utara.
Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan krisis kelaparan Gaza telah mencapai “tingkat keputusasaan baru”, dengan 90.000 perempuan dan anak membutuhkan perawatan darurat. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 19 orang tewas akibat kelaparan sejak Sabtu, dan memperingatkan potensi “kematian massal” dalam beberapa hari ke depan.
“Rumah sakit tak lagi bisa menyediakan makanan untuk pasien dan tenaga medis. Bahkan susu formula untuk bayi sudah habis dari pasaran,” kata Dr. Khalil al-Daqran dari RS al-Aqsa di Deir al-Balah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |