Peristiwa Nasional

Utang Swasta Dominasi Utang Luar Negeri Indonesia

Kamis, 21 Juli 2016 - 05:28 | 48.94k
Bank Indonesia (financialtribune.com)
Bank Indonesia (financialtribune.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTAUtang luar negeri (ULN) swasta terus per Mei 2016 mengalami penurunan hingga 3,5 persen atau 1,6 miliar dolar AS jika dibandingkan Mei tahun lalu, atau turun dari 165,2 miliar dolar AS menjadi 163,6 miliar dolar AS.

Pemaparan tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Perry Wajiyo, ia mengatakan penurunan ULN swasta itu lebih karena kecenderungan pembayaran ULN yang bergeser ke awal tahun, bukan di pertengahan tahun.

 ULN itu juga bukan semata-mata karena lesunya kegiatan usaha sehingga tidak membutuhkan tambahan pembiayaan.

"Ada kecenderungan pengusaha-pengusaha itu membayar lebih awal. Itu terjadi, dan taun ini makin tinggi. Pengusaha cukup rasional," ujar Perry Kamis, (21/7/2016).

Perry menjelaskan, pembayaran utang lebih awal itu juga tidak hanya terjadi untuk ULN. Swasta juga cenderung membayar lebih awal untuk utang penarikan kredit dari perbankan dalam negeri.

"Mereka lebih baik menggunakan dananya itu untuk bayar utang lebih awal, itu juga untuk membayar kredit lebih awal ke bank dalam negeri," jelasnya.
ULN swasta, menurut data BI per Mei 2016, meraup 52,1 persen dari total utang Indonesia.

Sementara itu, porsi utang publik atau pemerintah sebesar 47,9 persen dari total ULN. Utang publik pada Mei 2016 sebesar 150,7 miliar dolar AS atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 153,8 miliar dolar AS. Namun jika dibandingkan Mei 2015, ULN publik tumbuh 12,8 persen (YOY).

Secara keseluruhan, ULN pada Mei 2016 sebesar 314,3 miliar dolar AS. Jika dibandingkan April 2016, ULN turun 4,7 miliar dolar AS. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2015, ULN Indonesia tumbuh 3,7 persen (YOY).

Perry mengatakan, jika dibandingkan April 2016, pertumbuhan ULN secara tahunan pun melambat. Pada April 2016, pertumbuhan ULN secara tahunan (YOY) sebesar 6,3 persen.
"Jadi postur ULN masih relatif sehat," ujarnya.

Selain itu, porsi ULN Indonesia masih didominasi ULN jangka panjang yang mencapai 275,5 miliar dolar AS atau 87,6 persen dari total ULN. Hal ini membuat kemampuan bayar Indonesia memadai.

"Penarik utang lebih banyak investasi jangka panjang, dan sedikit untuk yang jangka pendek," ujar dia.

Sementara, ULN berjangka pendek sebesar 38,8 miliar dolar AS pada Mei atau 12,4 persen dari total ULN. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES