Berhaji, Malaysia Tunggu 70 Tahun, Timor Leste dan Filipina Kekurangan Jamaah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Antrean panjang menunaikan ibadah haji diyakini menjdi salah satu pemicu munculnya kasus jamaah haji berangkat dari negeri tetangga. Kejadian itu persis seperti yang menimpa 177 jamaah haji Indonesia yang berangkat dari Filipina.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berjanji akan menjadikan kasus sebagai bahan evaluasi internal di Kementerian Agama.
Advertisement
Berdasarkan catatan Kementrian Agama RI, antrean haji di masing-masing negara memang berbeda ada yang lama hingga puluhan tahun bahkan ada yang malah kuota tidak terserap. Indonesia sendiri antrean rata-rata 25 tahun lebih. Sementara negara tetangga seperti Malaysia misalnya, menurut Lukman sudah 70 tahun antreannya, Singapura 34 tahun, Brunei Darussalam 2-3 tahun. Sedangkan Filipina dan Timur Leste memiliki kuota tapi tidak terserap dan berpotensi digunakan kuotanya secara ilegal oleh oknum tertentu.
"Filipina dan Timor Leste adalah negara yang kuota hajinya tidak terserap. Dan negara ini berpotensi kuotanya digunakan secara ilegal oleh oknum tertentu," tutup Lukman sebagaimana dilansir detikom.
Kendati antrean Indonesia cukup panjang, namun Menteri Lukman berharap warga yang ingin berhaji harus memastikan bahwa keberangkatan harus dari Indonesia. Tidak bisa dari negara lain."Yang terjadi di Filipina ada pihak tertentu kerjasama, sindikasi antara sindikat biro perjalanan haji tanah air karena tidak memiliki izin resmi haji dan umroh," ujar Lukman. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : Antara News |