Peristiwa Nasional Hari Santri Nasional 2016

Kiai Kholil As'ad Sambut Baik Pembacaan Shalawat Nariyah 1 Miliar

Rabu, 12 Oktober 2016 - 12:17 | 662.74k
Pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo, Bombaan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, KHR Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin. (Foto: PKBTV)
Pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo, Bombaan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, KHR Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin. (Foto: PKBTV)
FOKUS

Hari Santri Nasional 2016

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo, Bombaan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, KHR Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin, menyambut baik program Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh 22 Oktober dengan pembacaan satu miliar shalawat Nariyah serentak secara nasional.

Shalawat Nariyah itu akan dibacakan secara serentak oleh santri-santri NU dari Aceh sampai Papua. Menyambut program tersebut, KHR Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin, mengirimkan surat resmi kepada PBNU.

Advertisement

Surat tersebut, ditulis di Situbondo, 5 Oktober 2016 dan langsung dikirimkan ke PBNU. Dalam surat tersebut, Kiai Kholil mengaku sangat antusias mengetahui PBNU menginstruksikan pembacaan satu miliar shalawat Nariyah secara serentak.

"Al-Faqir ikut berdoa semoga kegiatan dimaksud, selain diterima oleh Allah SWT juga bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan yang menimpa kita, warga NU dan Indonesia secara keseluruhan," tulis Kiai Kholil.

Kiai Kholil sangat mendukung program tersebut karena sejak belasan tahun silam, guru Kiai Kholil, yakni Almarhum KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin, Pendiri Pondok Pesantren Sumber Bunga, Seletreng, Situbondo, sudah mencita-citakan bahwa shalawat Nariyah bisa dibaca merata secara nasional.

"Yang paling penting, dilakukan dengan penuh kesungguhan. Sekalipun, katakanlah, belum benar-benar mencicipi manisnya bershalawat. Al-Faqir bersama para Kyai dan banyak Habaib telah berupaya semaksimal kemampuan untuk mewujudkan cita-cita Beliau tesebut," tulisnya.

Kiai Kholil juga menyampaikan, bahwa sejumlah fakta menunjukkan, banyak warga Indonesia, yang sudah termakan oleh pengaruh ideologi-ideologi non-NU. "Al-Faqir percaya begitulah hasilnya jika shalawat telah bekerja di dalam diri siapapun," katanya.

Kenyataan lain menunjukkan katanya, bahwa semua sarana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan-perbaikan, justru oleh pihak-pihak tertentu secara terbuka telah digunakan untuk menabar kerusakan-kerusakan.

"Oleh karena itu, Al-Faqir berharap kegiatan Sholawat Nariyah ini tidak hanya terlaksana sekali dan selesai. Melainkan sebaliknya, kegiatan tersebut bisa menjadi momentum untuk diinstruksikan lebih lanjut kepada warga dan pengurus NU (di semua tingkatan) agar secara rutin dan kontinyu melaksanakannya baik mingguan atau bulanan," harapnya. (*)

Berikut Surat KHR Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin yang dikirimkan kepada PBNU.


Kepada Yth PBNU
di Jakarta

KHR. Muhammad Kholil As'ad

Sungguh Al-Faqir merasa sangat antusias ketika mengetahui bahwa PBNU telah mengistruksikan pembacaan 1 Milyar Sholawat Nariyah secara serentak. Al-Faqir ikut berdoa semoga kegiatan dimaksud, selain diterima oleh Allah SWT juga bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan yang menimpa kita, warga NU dan Indonesia secara keseluruhan.

Bukan tanpa alasan kalau Al-Faqir merasa antusias dan ikut bergembira. Sejak belasan tahun silam, Guru Al-Faqir, Alm. Kyai Ahmad Sufyan, sudah mencita-citakan bahwa Sholawat Nariyah bisa merata secara nasional dan, yang paling penting, dilakukan dengan penuh kesungguhan. Sekalipun, katakanlah, belum benar-benar mencicipi manisnya bersholawat.

Al-Faqir bersama para Kyai dan banyak Habaib telah berupaya semaksimal kemampuan untuk mewujudkan cita-cita Beliau tesebut. Tetapi memang harus diakui, untuk kawasan-kawasan terjangkau saja kemerataan apalagi kesunguhannya belum benar-benar seperti yang beliau inginkan. Namun demikian, yang mesti disyukuri (agar kita beroleh tambahan nikmat-Nya) adalah dampak dan manfaatnya yang boleh dibilang sangat seketika.

Banyak yang menjadi saksi, di mana ada kampung (desa atau kota) yang sholawat Nariyahnya dilaksanakan oleh masyarakat setempat secara rutin dan bersungguh-sungguh, maka jumlah jamaah jum’at-nya meningkat secara tiba-tiba. Bukan itu saja, lahir pula sebuah kesadaran yang kemudian menjelma semacam pertahanan yang sanggup menangkal berbagai macam ideologi berbahaya.

Sejumlah fakta menunjukkan, banyak warga kita yang sudah termakan oleh pengaruh ideologi-ideologi non-NU. Al-Faqir percaya begitulah hasilnya jika sholawat telah bekerja di dalam diri siapapun.

Kenyataan lain menunjukkan bahwa semua sarana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan-perbaikan, justru oleh pihak-pihak tertentu secara terbuka telah digunakan untuk menabar kerusakan-kerusakan.

Tentu saja, pantang bagi kita untuk berkecil hati. Karena dari zaman ke zaman, sejarah membuktikan betapa pertolongan Allah, Syafaat Rosulullah, dan Karomah para Waliyullah adalah segala-galanya.

Oleh karena itu, Al-Faqir berharap kegiatan Sholawat Nariyah ini tidak hanya terlaksana sekali dan selesai. Melainkan sebaliknya, kegiatan tersebut bisa menjadi momentum untuk diinstruksikan lebih lanjut kepada warga dan pengurus NU (di semua tingkatan) agar secara rutin dan kontinyu melaksanakannya baik mingguan atau bulanan.

Terakhir, sekiranya diperkenankan, Al-Faqir memohon agar kegiatan 1 Milyar Sholawat Nariyah ini dilandaskan cita-cita sebagaimana berikut.

Satu, semakin menguatnya iman dan mahabbah.

Dua, semakin mudahnya menerima dan mengikuti tuntunan-tuntunan.

Tiga, Husnul khotimah.

Empat, diselamatkan dari petaka atau bencana baik lahir maupun batin.

Lima, tercapai semua hajat dan cita-cita pendiri, para Ulama, para pengurus dan warga NU secara keseluruhan baik yang terkait masalah-masalah kemasysakatan, kebangsaan, dan keagamaan.

Namun di samping yang tersebut, barangkali PBNU bisa menambahkan sendiri cita-cita lain untuk kebaikan fid-din wad-dunya wal-akhiroh.

Demikian, semoga kita semua senantiasa memperoleh pertolongan, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT. Mohon maaf dan terima kasih.

Situbondo, 5 Oktober 2016
Al-Faqir,

KHR. Muhammad Kholil As’ad

suratncTNK.jpg

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES