Peristiwa Nasional

BATAN Wacanakan Thorium Sebagai Energi Alternatif

Kamis, 05 Januari 2017 - 13:17 | 36.29k
Kepala (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto (Foto: okezone)
Kepala (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto (Foto: okezone)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Tenaga Nuklir Nasional mewacanakan thorium digunakan sebagai energi alternatif. Itu setelah Batan memastikan potensi thorium--bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia sebanyak 130.974 ton. 

Kepala (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan potensi itu ada di beberapa wilayah di Nusantara. 

Advertisement

"Di antaranya Pulau Singkep, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat," kata Djarot di Kantor Batan Yogyakarta.

Djarot menjelaskan, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) selain menggunakan uranium sebagai komponen bahan bakar, juga dapat menggunakan thorium. 

Di Indonesia, PLTN berbahan bakar thorium atau PLTT sebagai energi alternatif telah menjadi wacana.

"Pada dasarnya thorium berbeda dengan uranium. Thorium adalah bahan bakar nuklir yang tidak bisa langsung bereaksi nuklir seperti uranium," katanya.

Thorium hanya bisa bereaksi nuklir jika dipicu oleh bahan bakar nuklir lain seperti uranium dan plutonium, yang merupakan bahan fisil (dapat membelah).

Jadi, penggunaan thorium sebagai bahan bakar tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dikombinasikan dengan bahan fisil.

Djarot menambahkan, thorium potensial digunakan sebagai bahan bakar nuklir alternatif karena memiliki beberapa keunggulan yakni kelimpahan tinggi, sifat fisika/kimia yang unggul, dan risiko rendah digunakan untuk persenjataan nuklir karena akan habis bereaksi. 

"Dengan argumentasi tersebut perhatian dunia banyak tertuju kepada penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir alternatif," katanya.

Batan sebagai lembaga penelitian dan pengembangan nuklir telah menguasai pengolahan bijih thorium terutama teknologi pemisahan thorium dan uranium darai monasit, serta telah membangun fasilitas ekstraksi skala "pilot plant".

"Thorium terdapat dalam mineral monasit yang berasosiasi dengan endapan timah dan menjadi produk samping dari tambang timah," katanya.

Ia mengatakan, thorium ditemukan 3-4 kali lebih banyak dibandingkan uranium sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Thorium juga belum dieksploitasi secara komersial.

"Jumlah cadangan thorium dunia diperkirakan mencapai 6.355.000 ton. Ada 16 negara yang mempunyai cadangan thorium tinggi, di antaranya India dan Tiongkok," katanya.

Meskipun demikian, kata dia, hingga kini belum ada PLTT yang beroperasi dengan skala komersial sehingga keekonomian PLTT komersial belum dapat ditentukan dengan pasti.

"Menurut para ahli, opsi thorium masih tetap dipertimbangkan meskipun perkembangannya tidak semaju uranium, dan siklus bahan bakar thorium masih terus diteliti di seluruh dunia," katanya.

Untuk semua pilihan sistem, kata dia, thorium masih memerlukan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan dasar dan pemahaman tentang pengolahan thorium, proses olah ulang dan pengelolaan limbah yang masih belum dikuasai.

"Selain itu, siklus bahan bakar thorium juga belum dapat dianggap matang pada setiap tahapan," kata Djarot. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES