Salju di Puncak Jaya Wijaya Makin Menipis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika meramalkan Indonesia akan kehilangan salju abadi Jayawijaya di pulau Papua.
"Jika tidak segera ditangani dengan baik, maka lapisan es di puncak Jayawijaya itu akan hilang pada 2020, dan jika tren yang dipakai Indonesia masih seperti sekarang," ujar Kepala Andi Eka Sakya di Kantor BMKG di Jakarta.
Advertisement
BMKG melakukan observasi yang bertujuan untuk mengukur kecepatan penurunan tebal es akibat pemanasan oleh atmosfer. Perkiraan merujuk pada observasi langsung yang dilakukan pada Juni 2010, November 2015 dan November 2016 lalu.
Menurut Andi, pada tahun 2010 tebal es Puncak Jaya 31,49 meter dan menyusut menjadi 26,23 meter pada November 2015. Rata-rata setiap tahunnya mengalami laju penurunan 1,05 meter.
Kemudian terhitung dari November 2015 hingga Mei 2016 menyusut hingga 4,26 meter, hak itu disebabkan oleh el nino kuat pada rentan waktu tersebut.
Lalu sejak Mei 2016 ke November 2016 menyusut 1,42 meter.
Perlu langkah strategis dari pemerintah dan mayarakat dunia, guna menekan pencairan es di Puncak Jaya yang merupakan salah satu dari tiga puncak salju didunia selain di Afrika dan Peru.
Penebangan hutan, tingginya produksi emisi karbon dan lainnya merupakan pemicu pemanasan global maka, Andi mengatakan langkah strategis adalah menghindari perilaku tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : Antara News |