Fenomena Equinox Tidak Berdampak di Indonesia
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Netizen sepanjang Rabu (15/3/2017) hari ini heboh dengan munculnya pesan berantai terkait fenomena equinox, yakni saat posisi matahari berada tepat di garis katulistiwa.
Melalui pesan berantai via aplikasi pesan whatsapp atau BBM, disebutkan fenomena Equinox akan mempengaruhi Malaysia, Singapura, Indonesia pada 5 hari ke depan.
Disebutkan, warga diminta berada di dalam rumah atau ruangan terutama jam 12:00-15:00 karena suhu akan berfluktuasi sampai 40 derajat Celcius. Kondisi ini disebut bisa menyebabkan dehidrasi dan sun-stroke.
Dalam pesan itu juga disebutkan, sekitar 2 minggu ke depan, suhu akan lebih panas dan meningkat 9 derajat lebih tinggi dari kondisi normal.
Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membuat pernyataan terkait beredarnya berita yang menyebutkan bahwa suhu udara di Indonesia dapat mencapa 40°C pada saat equinox.
Dalam penyelasannya, BMKG mengatakan, Equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
"Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C," bunyi pernyataan BMKG yang diterima redaksi TIMES Indonesia.
BMKG juga menyatakan Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
"Menyikapi hal ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan
dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang," tulis BMKG.
"Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sdg memasuki masa/periode transisi/pancaroba. Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisicuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," tutup pernyataan tertulis BMKG. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |