Genjot Pertumbuhan Ekonomi Desa, Kemendesa Siapkan Empat Strategi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) memiliki empat program prioritas untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi desa pada 2017 ini.
Sebagaimana rilis yang diterima TIMES Indonesia, strategi pertama adalah produk Unggulan Desa (Prudes)/ Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Pengembangan sektor ini dilatarbelakangi oleh upaya peningkatan skala ekonomi, membuka kesempatan kerja, mendorong partisipasi masyarakat luas, dan memberi ruang keterlibatan pada pelaku ekonomi.
Advertisement
Dalam setiap kesempatan, Menteri Desa PDTT Eko Sandjojo selalu memima agar setiap daerah dapat segera menentukan produk unggulannya. Dengan demikian, hal tersebut akan memudahkan sinergi 19 Kementerian/Lembaga yang akan mendukung program di setiap desa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Strategi kedua adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mesin penggerak ekonomi rakyat. Dalam dua tahun terakhir jumlah BUMDes meningkat cukup tajam. Pada akhir tahun 2014, BUMDes hanya berjumlah 1.022 unit, kini jumlahnya meningkat signifikan hingga 18.446 unit.
Dan untuk mengakomodir BUMDes yang jumlahnya terus bertambah, pemerintah berinisiasi untuk membentuk satu holding BUMDes. Holding BUMDes inilah nantinya yang akan mengontrol seluruh BUMDes di Indonesia baik dari segi manajemen, sumber daya manusia, dan produktifitas.
Dengan adanya holding, ribuan jaringan BUMDes diharapkan mampu menjadi perusahaan besar setara internasional. Tercatat 4 perusahaan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri, telah menjadi pemegang saham utama holding tersebut.
Strategi ketiga, membangun Embung Air Desa. Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, anggaran sebesar Rp 20 triliun dari total Dana Desa yang akan disalurkan harus diprioritaskan untuk membangun embung.
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan adanya embung, diyakini bahwa produksi pertanian saat ini yang hanya mampu memanen ratarata 1,4 kali per tahun, dapat meningkat menjadi 3 kali per tahun. Air menjadi sumber kehidupan.
Embung tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Mendes PDTT Eko Sandjojo mengatakan embung juga dapat dimanfaatkan untuk sektor perikanan dan pariwisata. Dengan demikian, embung juga dapat menciptakan lapangan kerja di desa.
Sejalan dengan itu, maka juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat desa yang diikuti dengan kemampuan daya belinya. Sehingga hal tersebut akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berdasarkan data, dari total 15.000 desa prioritas pembangunan saat ini, terdapat 7.440 desa yang membutuhkan pembangunan infrastruktur sumber air.
Hingga kini, sudah terdapat 686 unit embung yang terbangun. Mendes PDTT Eko Sandjojo menghimbau pemerintah daerah agar menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) agar pemerintah desa dapat mengajukan APBDes perubahan 2017 ini.
Strategi keempat adalah menciptakan Sarana Olahraga Desa (Raga Desa). Raga Desa merupakan tindaklanjut dari Rapat Terbatas tentang Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional yakni ketersediaan lapangan sepakbola dan sarana lain yang diperlukan perlu didukung dari sisi tata ruang, legalitas kepemilikan dan peruntukannya, sehingga tidak mudah untuk dialihfungsikan.
Dalam hal ini, desa dapat berpartisipasi melalui penyiapan tanah. Sementara Dana Desa dapat dimanfaatkan untuk membangun sarana olahraga sesuai hasil keputusan musyawarah desa.
Selain menjadi tempat berkumpul, Raga Desa juga akan menciptakan keramaian. Dengan demikian akan muncul aktivitas ekonomi yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Semakin bertmnbuhnya aktivitas tersebut, maka hal itu akan terus mendorong kontribusi desa dalam pertumbuhan ekonomi nasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Dhian Mega |
Sumber | : Kemendesa |