Topeng Malang Budaya yang Harus Tetap Lestari
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selain menggelar lomba MTQMN XV, tahun ini juga dimeriahkan dengan berbagai acara pendukung. Salah satunya, dengan seminar budaya Topeng Malangan, yang digelar di Fakultas Teknik Pertanian UB, Senin (31/7/2017).
Ketua panitia, Akh Muwafik Saleh mengatakan kegiatan seminar budaya ini, bagian dari Bazzar MTQMN XV. Tujuannya ialah untuk meramaiman bazzar yang berlangsung dari tanggal 29 Juli hingga 2 Agustus 2017 mendatang.
"Topeng Malangan ini budaya yang dimiliki Kota Malang, yang harus kita lestarikan juga," katanya pada TIMES Indonesia.
Ia menambahkan seni tak lepas dari nilai spiritual masyarakat. Bahkan, sejarahnya Walisongo turut menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah islam di Pulau Jawa. Salah satunya, ialah alat musik gong, dan macapat.
Ia menerangkan Topeng Malangan ini, menjadi perhatian dalam MTQMN XV. Sebab, Islam sendiri bukan hanya tentang mengaji, namun juga harus menyentuh berbagai aspek.
"Dalam Alquran ada semua aspek yang dibahas salah satunya seni dan budaya. Ini bagian dari upaya melestarikan budaya tersebut," terangnya.
Selain melestarikan, seminar ini juga diharapkan mampu memaksimalkan potensi masyarakat terutama, ibu rumah tangga. Sebab, dengan adanya ini, ibu-ibu turut bisa membuat usaha topeng malang, meski hanya berkreasi lewat warna.
"Harapanya mampu memperdayakan kreatitas ibu-ibu, dalam mewarnai topeng, dan mengubahkan menjadi nilai ekonomi," tandasnya.
Seperti yang diketahui, dalam kegiatan ini, TIMES Indonesia merupakan media partner nasional bersama Antara, Republika, dan TVOne.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Malang |