KPAI Ajak Generasi Milenial jadi Pahlawan, Begini Caranya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peringati hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November ini, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Susanto mengajak generasi milenial untuk dapat menjadi pahlawan.
Menurut dia, nilai-nilai kepahlawanan perlu ditanamkan kepada anak-anak bangsa. Tentunya dengan metode yang ramah dan kontekstual.
Advertisement
"Tentu generasi milenial perlu mentransformasikan nilai-nilai kepahlawanan tersebut ke dalam era dan zaman generasi millenial saat ini," kata Susanto di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Ia lantas menunjukkan cara-cara berjuang yang bisa dilakukan oleh generasi milenial. Dimana, tentunya dapat mencerminkan sikap kepahlawanan. Misalnya, berjuang dengan gagasan inovatif, karya yang orisinil, dedikasi membantu kelompok-kelompok rentan, menumbuhkan budaya berkarakter dalam keseharian, dan lain sebagainya.
"Jika ada teman atau anak lain menjadi korban bully, jangan dibiarkan. Cegah semampunya, berupaya secara proporsional dan jika perlu minta bantuan orang lain untuk mencegahnya," ucap Susanto.
"Jika ada teman rentan terpapar jaringan kejahatan siber, jangan dibiarkan. Lakukan sesuatu, agar yang bersangkutan bisa terselamatkan," tambah dia.
Generasi milenial lanjut Susanto, juga dapat membantu menyemangati jika ada teman ataupun adik kelas yang kurang semangat dalam belajar. "Bangkitkan semangatnya agar ia menjadi pembelajar dan menjadi anak bangsa yang berprestasi," tukasnya.
Bahkan kata dia, jika ada anak yang rentan menjadi korban trafiking, generasi milenial dapat lakukan upaya semampunya agar anak tersebut tidak menjadi korban.
"Apapun bakat anak bangsa, mesti terus dikembangkan seoptimal mungkin agar ke depan, Indonesia menjadi bangsa yang berpengaruh di dunia. Anak bangsa yang terus mengasah idealisme, bakat dan potensinya untuk selalu berkarya, tentu juga merupakan cerminan jiwa kepahlawanan era milenial," tandas Susanto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Jakarta |