Menkumham RI Era SBY: Kasus Novel Baswedan Bisa Gerus Elektabilitas Jokowi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menkumham RI, era kepemimpinan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Amir Syamsuddin menilai, kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang hingga sekarang belum juga terungkap bisa menurunkan elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.
Pihaknya, mempertanyakan alasan pelaku kasus teror tersebut belum kunjung terungkap. Padahal, aparat kepolisian disebut Amir Syamsudin mempunyai reputasi yang baik dalam membongkar jaringan teroris.
Advertisement
"Novel baswedan ini adalah faktor yang akan menurunkan elektabilitas Jokowi serendah-rendahnya," ujarnya, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Dia juga menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi yang tak ingin diintervensi maupun mengintervensi masalah hukum. Menurutnya, Presiden bisa berperan dalam menegakkan hukum tanpa harus mengintervensi. Amir menduga, presiden menyatakan hal itu karena ketidakberanian untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan.
"Kenapa kasus Novel Baswedan saja, kok bisa mangkrak seperti itu?. Kemudian presidennya mengatakan, 'biar saja itu proses berjalan, saya tidak akan mencampuri. Saya tidak biasa mengintervensi'. Ini bukan cara yang patut dilakukan seorang pemimpin tertinggi di negara kita," tegas Amir.
Amir menjelaskan, Presiden Jokowi memiliki otoritas melakukan langlah-langkah dalam menuntaskan kasus penyiraman air keras tersebut tanpa harus mengintervensi hukum.
"Menegakkan hukum itu bukan mencampuri. Otoritas kamu, sebagai presiden bisa melakukan langkah-langkah tanpa dinilai sebagai mencampuri," tuturnya.
Pihaknya melihat, ada masalah besar di dalam diri Presiden Jokowi menganai kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan. "Dengan cara selalu melemparkan tidak mencampuri, tidak intervensi, sebenarnya beliau itu ada problematik ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakmauan. Jadi kombinasi dari ini semua berujung pada kemunduran di dalam hukum kita," tandas Amir, Menkum HAM RI, era Presiden SBY. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Jakarta |