Peristiwa Nasional

Para Pejuang Tsunami dari SOS Children’s Villages Indonesia Kini Menjadi Anak Aceh Hebat

Jumat, 27 Desember 2019 - 11:36 | 54.56k
Para Pejuang Tsunami dari SOS Children’s Villages Indonesia
Para Pejuang Tsunami dari SOS Children’s Villages Indonesia
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lima belas tahun lalu, pilu merundung Aceh. Bencana tsunami yang menelan korban lebih dari 170.000 jiwa menyebabkan ribuan anak terpisah dari keluarga mereka. Mereka kehilangan pengasuhan, kehidupan, dan bahkan sarana pendidikan juga ikut tersapu dahsyatnya gelombang. 

Tetapi, harapan tidak sirna. Berbagai cara pemulihan dilakukan oleh banyak pihak, agar anak-anak Aceh terus berjuang untuk bangkit dari masa lalu agar dapat menata masa depan yang cerah.

Advertisement

SOS Children’s Villages Indonesia, lembaga non pemerintah yang fokus kepada pengasuhan anak berbasis keluarga, merupakan lembaga yang hingga kini bekerja bagi anak-anak dan keluarga di Aceh. 

Setahun pasca bencana, dua desa anak didirikan di Lamreung - Aceh Besar (Banda Aceh) dan Meulaboh - Aceh Barat yang menjadi rumah bagi 250 anak. 

“SOS Children’s Villages selalu bekerja untuk jangka panjang. Kami mulai bekerja di Aceh tahun 2005 dengan membangun 3 desa untuk mengasuh 450 anak yang kehilangan orangtua," ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia.

Kemudian, SOS Children’s Villages mendirikan 525 rumah untuk keluarga yang kehilangan tempat tinggal, juga membangun 3 sekolah yang menampung 1000 siswa. "Sehingga kami lebih dalam lagi membantu masyarakat dan komunitas yang membutuhkan dukungan,” imbuhnya. 

Setelah 15 tahun pasca tsunami, tidak sedikit anak-anak pejuang tsunami kini telah meniti masa depan mereka masing-masing dengan penuh harapan dan semangat. 

Bahkan, salah satu anak SOS Children’s Village Banda Aceh, Monalisa mampu membuktikan dirinya berhasil masuk ke SMA Favorit hingga menjadi perwakilan remaja dalam menyampaikan suara anak-anak Indonesia di kancah internasional. 

Saat ini, Monalisa dan remaja lainnya yang sedang menuju #AnakAcehHebat juga berjuang membantu adik-adiknya yang masih mengejar mimpi. Membawa harapan dan komitmen untuk mewujudkan #AnakAcehHebat, juga menggerakkan banyak orang baik melakukan aksi kemanusiaan. 

Pada tanggal 18-21 November lalu, lima pelari tanah air melakukan misi kebaikan dengan berlari selama 4 hari sejauh 250 km dari Meulaboh (titik nol tsunami) menuju Banda Aceh melalui kegiatan Run to Care Aceh 250 KM. Lima pelari hebat ini adalah Nicky Hogan, Carla Felany, Gatot Sudariyono, Vonny Anggraini, dan Beny Syaaf Jafar. 

Mereka berlari, melintasi jejak tsunami Aceh, dan mengajak para orang baik untuk ikut bergerak bersama mewujudkan mimpi anak Aceh yang hebat melalui donasi yang selama 3 bulan terkumpul sebesar Rp 413.821.171 bagi ratusan anak di SOS Children’s Village Banda Aceh. 

Rangkaian kegiatan #AnakAcehHebat belum berakhir. Bertepatan dengan 15 tahun tsunami, pada tanggal 26 Desember 2019 SOS Children’s Villages Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi saksi sejarah perjuangan 15 tahun bangkit dari tsunami Aceh. 

Bukan hanya kisah anak-anak yang terus berjuang, tapi di balik itu juga orang-orang yang selama 15 tahun tidak pernah lelah dalam memperjuangkan hak-hak anak Indonesia. 

Bertajuk dalam acara ‘Perjuangan 15 Tahun Bangkit’, para pejuang menceritakan kisah mereka dalam membangkitkan semangat anak-anak Aceh untuk tidak pernah berhenti bermimpi.  Acara yang diadakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall ini juga mengundang para pelari pejuang yang mengungkapkan pengalaman berharga mereka selama 4 hari berlari di Aceh yang disambut langsung oleh anak-anak di garis Finish, SOS Children’s Village Banda Aceh. 

Cerita indah ini juga dirangkai dalam visual berupa pameran foto dan penayangan film dokumenter yang digelar di lokasi yang sama. Kegiatan ini juga sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada individu, pemerintah, rekan korporasi, dan media yang telah berjuang bersama-sama mewujudkan mimpi anak-anak Aceh. 

“Terima kasih kepada seluruh elemen NGO maupun organisasi publik lainnya atas kepedulian yang sangat tinggi kepada rakyat Aceh sejak musibah tsunami melanda. Bahkan, sampai saat ini masih mengingat dengan menyelenggarakan peringatan tsunami Aceh setiap 26 Desember," tutur ucap Alminazul Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh. (*)

WhatsApp-Image-2019-12-27-at-13.07.12.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES