Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Soal Tenaga Medis Positif Covid-19, Begini Penjelasan Dirut RS dr Karyadi Semarang

Minggu, 19 April 2020 - 12:12 | 30.23k
dr. Agus Suryadi, direktur RS Karyadi Semarang. (Humas Karyadi)
dr. Agus Suryadi, direktur RS Karyadi Semarang. (Humas Karyadi)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SEMARANG – dr. Agus Suryadi, Direktur Utama RS dr Karyadi menjelaskan kondisi tenaga medis yang positif Covid-19 dan kondisi rumah sakit secara menyeluruh.

Dia mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan tanggal 14 April, yang benar adalah 34 pegawai yang positif Covid-19 yang diisolasi di Hotel Kesambi, bukan 46 seperti yang banyak diberitakan.

Advertisement

“Komposisi tenaga kesehataan RS Karyadi yang psoitif Covid-19, semuanya tanpa gejala, komposisinya ada 6 dokter spesialis, 4 spesialis bedah saraf, 1 DPJP penyakit dalam, dan 1 DPJP anak, PPDS ada 24 orang, dan 15 PPDS bedah,” ujarnya pada Minggu (19/4/2020).

Laporan tersebut berdasarkan informasi pelaporan akhir hari Jum’at 17 April lalu.

Agus menambahkan bahwa ada peningkatan jumlah pegawai rumah sakitnya yang positif Covid-19, yaitu sekitar 57 pegawai sejak pertama kali ditemui kasus ini.

“Data OPD 896, PDP 313, positf 112 di antaranya 57 pegawai, sembuh 11 orang diantaranya 9 pegawai, meninggal 27 orang 11 dari positif 11 dari negatif sedang yang 5 menunggu hasil pemeriksaan. Yang tenaga RS Karyadi yang meninggal di RS Karyadi dua orang, yang 1 positif dan yang 1 menunggu hasil,” jelasnya.

Untuk 6 dokter ada 4 fisioterapis 1 tenaga administrasi dan satu perawat. Peningkatan tenaga kesehatan yang positif tertinggi pada dokter bedah, penyebabnya karena terlambatnya mengidentifikasi pasien Covid-19 yang dirawat sehingga menular kepada tenaga kesehatan.

"Keterlambatan itu karena saat pasien datang sebagai pasien umum, tidak langsung diperiksa, namun diperlakukan seperti pasien umum, “lanjutnya.

Menurut Agus, kelengkapan APD tenaga medis sebenarnya sudah sesuai standar, namun ada beberapa protap pemakaian dan pelepasan yang harus dievaluasi kembali. Atau mungkin, menurutnya, ada tenaga medis yang praktek di luar rumah sakit dan melayani pasien positif juga.

“Semua APD yang digunakan dilabel merah cukup lengkap dan sesuai standar. Namun kecurigaan saya adalah ketidakhati-hatian saat tenaga medis melepaskan APD setelah selesai bertugas. Atau ada dokter atau tenaga medis yang praktik di luar RS Karyadi dan merawat pasien positif Covid-19 juga,” sambungnya.

RS Karyadi, lanjut Agus kemudian melakukan evaluasi kebijakan, identifikasi pasien non-Covid-19, terutama pasien yang berstatus IGD.

“Kami melakukan pembatasan pelayanan elekted, dengan memprioritaskan pasien yang akan dilayani dan melakukan upaya pengurangan antrian pasien. Kami akan mengembangkan pelayanan telemedicine (online) agar sebisa mungkin pasien non-Covid-19 tidak datang ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan,” jelasnya.

“Jumlah tenaga kesehatan ada 310, kami juga sudah melakukan screening untuk memilah tenaga kesehatan untuk pelayanan Covid-19 dan pelayanan non-Covid-19. Sedangkan tenaga medis yang memiliki risiko Covid-19 kami rumahkan. Pelayanan kesehatan umum tetap berjalan tapi secara kuantitas berkurang,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES