Saat PSBB, Pdt. Ronny: Orang Beriman Pasti Mematuhi Pemimpinnya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII), Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th menjelaskan bahwa agama selama ini selalu menjadi rumah terakhir bagi setiap pemeluknya untuk mengadu. Sebab keyakinan kepada Tuhan akan mengalahkan segala ketakutan dan kecemasan termasuk kepada pandemi Covid-19.
Menurut Pdt. Ronny, orang-orang yang memiliki iman maka tidak akan merasa takut dengan adanya cobaan. Termasuk adanya pandemi Covid-19.
Advertisement
Kata dia, Kitab Roma ditulis oleh rasul Paulus di masa umat Kristen mengalami penderitaan yang sangat hebat. Di sisi lain, Roma pasal 1-4 menjelaskan tentang manusia yang berdosa dan terpisah dengan dirinya.
Namun, kata Pdt. Ronny, siapa yang percaya dan menerima bahwa Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya secara pribadi, ia memiliki iman.
Karena itu, dia meyakinkan bahwa siapapun yang dibenarkan karena iman, akan hidup dalam damai sejahtera Allah oleh karena Tuhan Yesus Kristus. Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, bukan suatu perasaan sesaat tetapi selamanya dalam jaminan Allah.
“Di tengah penderitaan, wabah penyakit Corona Virus 19, orang yang hidup dalam damai sejahtera dengan Allah tidak akan takut dan tidak akan panik. Ia berdiri dan bermegah akan menerima kemuliaan Allah,” ujar Pdt, Ronny dalam keterangan pers oleh Kemenag RI, dan dikutip oleh TIMES Indonesia di Jakarta, Minggu (19/4/2020).
Kemudian, Pdt. Ronny melanjutkan bahwa sebetulnya dosa selalu memisahkan manusia dari Allah dan mendatangkan upah yaitu maut. Namun demikian, setiap orang yang hidup dalam damai sejahtera Allah percaya hari esok dalam pengharapan akan tetap membuat ia tegak berdiri.
Selanjutnya, dia menjelaskan ulang apakah semua itu membuat ia secara otomatis tidak lagi berbuat apa-apa? Tentu saja tidak, ada suatu proses yang membuat orang percaya tetap berkemenangan.
Kata dia, Rasul Paulus tegaskan orang percaya itu akan bermegah dalam penderitaan, suatu bahasa lain tentang makna pikul salib. Siapa yang bermegah dalam penderitaan tahu penderitaan itu akan menimbulkan tahan uji.
“Bukankah, orang yang hanya memiliki pengharapan kepada segala sesuatu yang fana, berharap hanya kepada kekayaan berharap pada manusia, berharap kekuasaan dan jabatan, selalu akan kecewa. Tetapi setiap orang yang beriman, bersedia pikul salib, akan memiliki gaya hidup yang tekun bukan pada situasi yang sesaat, dan ia menghasilkan tahan uji,” lanjut Pdt. Ronny.
Untuk itu, Pdt. Ronny menegaskan bahwa jika tahan uji telah menjadi bagian dari kekuatan iman, ia memiliki pengharapan karena oleh kasih Allah telah mencurahkan Roh Kudus di dalam hati kita. Inilah yang disebut "Penderitaan telah menimbulkan tahan uji".
“Dalam konteks hari ini, di tengah Covid19, umat Kristen harus menjadi teladan dan berkat bagi Pemerintah dan bangsa, tidak malah menjadi beban misalnya dengan tidak mengikuti protokol kesehatan serta Panduan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tahan uji, ia akan mengambil bagian membantu Pemerintah dan sesamanya. Pun demikian, menjadi umat beragama dan warga negara yang baik, siapapun dia, haruslah tahan uji, dengan maksud tetap berkarya bagi kerajaan Allah dan Pemerintah. Amin,” tutup Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th, Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Adhitya Hendra |
Sumber | : TIMES Jakarta |