Peristiwa Nasional

SSR TB Care Aisyiyah Tuban: TBC vs Covid-19 Sama-Sama Bahaya

Selasa, 28 April 2020 - 23:16 | 151.97k
Kepala SSR TB Care Aisyiyah Tuban Tasripah., M.Pd saat gelar aksi peduli pencegahan Covid-19 dan penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Tuban. (Foto: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Kepala SSR TB Care Aisyiyah Tuban Tasripah., M.Pd saat gelar aksi peduli pencegahan Covid-19 dan penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Tuban. (Foto: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TUBANSSR TB Care Aisyiyah Tuban kembali menyalurkan bingkisan dan masker untuk pencegahan Covid-19 bersama team kader Tuberkulosis (TBC) di wilayah Kabupaten Tuban, Selasa (28/04/2020).

Dalam aksi tersebut, selain pemberian bantuan, SSR TB Care Aisyiyah Tuban juga memberikan edukasi pencegahan Covid-19 serta sosialisasi pentingnya pencegahan penularan penyakit TBC.

Advertisement

"TBC penularannya hampir sama dengan Covid-19 yakni melalui dropplet," ujar kepala SSR TB Care Aisyiyah Tuban Tasripah, M.Pd kepada TIMES Indonesia, Selasa (28/4/2020). 

Gejala TB antara lain batuk selama dua minggu atau lebih, adanya rasa nyeri di dada utamanya saat batuk, demam, lemah dan lesu, berkeringat lebih di waktu malam, demam, dan hilangnya nafsu makan.

"Penderita TBC biasanya tidak akan merasakan gejala berarti. Namun ketika gejala-gejala TBC semakin parah, sudah saatnya menjalani perawatan," sambungnya.

Penyakit TBC yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis oleh organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) telah menetapkan penyakit TBC sebagai global emergency. 

TBC sejak berlabel penyakit darurat itu, kata Tasripah, telah menjadi penyebab kematian terbesar kedua secara global. Di Indonesia tahun 2019, TB menduduki peringkat ke 3 dengan tingkat kematian per 1 jam sebanyak 11 orang meninggal dunia.

"Bukan cuma pandemi Covid-19. Endemi TBC sejak lama harusnya juga menjadi perhatian bersama  masyarakat dan kesehatan daerah.'' jelasnya.

SSR TB Care Aisyiyah Kabupaten Tuban, sebelumnya mencacat tahun 2018 sampai Maret 2020 dari jumlah 1.617 penjaringan, hampir 304 positif terpapar TBC.

"Kader-kader SSR TB Care dalam kampanye lawan TBC tahun 2018 periode Oktober-Desember telah mampu menjaring 58 suspek dan 12 penderita. Sedangkan tahun 2019 terdapat 1061 orang suspek dan 216 penderita TB positif," paparnya

Lonjakan signifikan data tahun 2018-2019 penderita TBC ditambah tahun 2020 periode awal trimester pertama bulan Januari-Maret, terdapat 498 terpapar suspek dan 76 positif TBC.

"Total 304 penderita TB, dan hanya sebanyak 80 yang terlapor hasil pengobatanya. Sisanya masih menjalani pengobatan dan ada juga sudah berhenti atau default." lanjutnya

Bila mengacu data Investigasi kontak lebih dari 5.000 orang dirujuk untuk melakukan tes dahak di layanan kesehatan dan pengobatan, namun yang benar- benar berangkat periksa belum mencapai 30 persen dari yang dirujuk.

Pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap jalannya program pencegahan penularan TB. Sebab kader-kader Tuberkulosis yang biasanya bisa bebas menjaring suspek baik melalui investasi kontak (IK) maupun melalui non IK kini terhenti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES