Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Warga Sulawesi-Gorontalo Terlantar di Pelabuhan Feri Bastiong Ternate

Jumat, 01 Mei 2020 - 01:28 | 179.12k
Kondisi warga Sulawesi-Gorontalo yang tidur di ruang tunggu pelabuhan ferry Bastiong Ternate Maluku Utara, Jumat (1/5/2020).(Foto: Wahyudi Yahya/TIMES Indonesia)
Kondisi warga Sulawesi-Gorontalo yang tidur di ruang tunggu pelabuhan ferry Bastiong Ternate Maluku Utara, Jumat (1/5/2020).(Foto: Wahyudi Yahya/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TERNATE – Puluhan warga yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo terpaksa tidur di ruang tunggu pelabuhan feri Bastiong Ternate, Maluku Utara (Malut).

Hal ini imbas dari kebijakan penutupan pelayanan kapal penumpang antar provinsi untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19) sehingga mereka tidak bisa kembali ke daerah asalnya.

Advertisement

pelabuhan-ferry-Bastiong-2.jpg

Informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, jumlah warga Gorontalo 8 orang, Sulteng 13 orang dan Sulut 15 orang. Dari total 36 orang, 4 diantaranya masih balita. Jumlah tersebut hanya mereka yang tidur di ruang tunggu pelabuhan, sementara jumlah total warga yang berencana balik sebanyak 60 orang.

Kondisi warga ini sungguh memprihatinkan, mereka sudah lebih dari seminggu berada di pelabuhan menunggu informasi dari pemerintah provinsi Maluku Utara terkait kepulangan mereka.

Tidur hanya beralaskan karpet yang dilapisi kardus bekas, bahkan ada yang memanfaatkan kursi demi menghilangkan ngantuk dan lelah.

Belum lagi harus mengeluarkan uang setiap hari untuk kebutuhan makan dan minum. Mereka khawatir jika kondisi ini semakin larut maka tidak hanya uang yang habis namun kesehatan juga akan terganggu.

pelabuhan-ferry-Bastiong-3.jpg

"Kita tidak bisa tidur karena berpikir kapan bisa pulang. Belum lagi harus bertahan hidup di tengah kondisi keuangan yang semakin menipis," ungkap Akib Rondonuwu saat kepada TIMES Indonesia di Pelabuhan Bastiong Ternate, Jumat (1/5/2020) dini hari.

"Bukannya protokol kesehatan itu kita dianjurkan makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup, tapi kalau seperti ini bagaimana. Yang ada bukan corona tapi menimbulkan penyakit yang lain," sambungnya

Oleh karena itu, ia meminta kemurahan hati Wali Kota Bitung agar memberikan akses mereka kembali ke daerahnya melalui kapal feri Ternate-Bitung.

Akib mengaku telah mendapatkan informasi,  bahwa Pemkot Ternate dan Pemprov Malut pada prinsipnya siap memfasilitasi kepulangan mereka. Namun ada sedikit problem di daerah tujuan. "Kalau diijinkan oleh Wali Kota Bitung mungkin kita bisa kembali,"ujar Akib

Sementara, Ani (bukan nama sebenarnya) mengaku tidak memiliki keluarga di Ternate sehingga tidak tahu harus kemana jika tidak jadi kembali ke daerahnya di Sulteng.

Ani yang juga bersama anaknya yang berusia kurang dari satu tahun itu berharap ada jalan bisa kembali bersama keluarga. Meski harus melewati masa karantina setibanya di Sulawesi. "Kami sudah tidak lagi bekerja di sini karena corona, makanya harus pulang," ungkap Ani

Puluhan warga ini ada yang bekerja di sektor pertambangan hingga koperasi, yang tersebar di sejumlah kabupaten kota di Maluku Utara. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Malut telah memfasilitasi sekitar 107 warga Sulawesi Utara dan Gorontalo kembali ke daerahnya melalui kapal feri Ternate-Bitung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Maluku

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES