Inilah Alasan Masjid Al Akbar Surabaya Tidak Menggelar Shalat Id

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Majelis Ulama Indonesia atau MUI tidak melarang namun hanya mengimbau tidak shalat Idul Fitri berjamaah di masjid dan lapangan. Terkait shalat id, Kamis, (14/5/2020) Ketua Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar Surabaya telah mendapat Surat Himbauan Nomor : 451/7809/012/2020 yang ditandatangani oleh Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono terkait Masjid Al Akbar Surabaya diperbolehkan melaksanakan Shalat Idul Fitri namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dalam hal ini, Masjid Nasional al Akbar Surabaya telah menetapkan 13 SOP dalam pelaksanaan Shalat Idul Fitri, namun dalam SOP tersebut salah satu isinya yaitu 'Shaff berjarak 2 meter ke samping dan 2 meter ke belakang alias 1:10'. Namun, ketetapan tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal.

Advertisement

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (FOTO: Candra Wijaya / TIMES Indonesia)

"Ketetapan tersebut tidak bisa dilaksanakan secara maksimal karena tingginya antusias umat, apalagi saat ini masyarakat Surabaya tidak mudik seperti tahun sebelumnya," ungkap H. Helmy M Noor, SIP selaku Sekretaris Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Dalam hal ini, jumlah kapasitas normal Masjid Nasional Al Akbar Surabaya mencapai 40 ribu jamaah, namun dengan adanya Covid-19 hanya diperbolehkam menampung 4 ribu jamaah sehingga dikatakan 1:10.

"Dari 40 ribu jamaah hanya bisa ditampung 4 ribu jamaah. Kemanakah 36 ribu jamaah ditampung? Inilah alasan utama Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tidak menggelar Shalat Idul Fitri 1441 H," jelas Helmy M Noor saat dihubungi TIMES Indonesia, Kamis (21/5/2020).

Dengan demikian, pertimbangan tersebut berdasarkan Kaidah Ushul Fiqh yaitu 'menghindari keburukan harus lebih diutamana daripada meraih kebaikan', maka Masjid Al Akbar Surabaya tidak menyelenggarakan shalat id. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.