Meski Berjarak, IKA UB Gelar Halal Bihalal Virtual Bersama Menteri Mahfud MD

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ditengah pandemi covid-19 Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) menggelar Halal Bihalal secara online, Sabtu (6/6/2020). Halal Bihalal itu bertema "Pandemi Silatuhrami dan Kohesi (Sosial)". Acara tersebut turut hadir Mentri Polhukam RI, Mahfud MD sebagai penyampai tausyiah Halal Bihalal.
Pada Halal Bihalal yang menggunakan aplikasi Zoom itu, diikuti oleh lebih dari 180 orang alumni IKA UB di seluruh Indonesia. Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Ir Nuhfil Hanani melalui Halal Bihalal virtual tersebut menyampaikan bahwa para alumni UB harus memiliki ikatan yang kuat dengan Universitas Brawijaya. Hal itu diharapkan mampu menjalin kerjasama untuk sama-sama memajukan kampus.
Advertisement
“Saya cukup senang dengan kegatan ini, dimana alumni UB kiprahnya luar biasa diseluruh Nusantara ini bahkan di dunia internasional. Saya berharap kedepannya, alumni Universitas Brawijaya semakin berperstasi dan jangan lupa untuk koordinasi dengan UB. Karena Universitas yang maju itu adalah ikatan alumni dengan universitasnya harus diperkuat,” harap Prof Nuhfil.
Dalam Halal Bihala tersebut, Menteri Polhukam RI, Mahfud MD, menyampaikan bahwa Halal Bihalal merupakan produk budaya Islam bukan ajaran primer Islam. Ajaran primer Islam yakni Al-Qur'an dan As-sunah. Tidak ada ajaran Halal Bihalal dalam Islam. Bahkan budaya Halal Bihalal hanya ada di kawasan Asia saja yakni Malaysia, Brunai dan Indonesia.
Ia menuturkan bahwa, awal mula sejarah Silatuharim lahir yakni dari budaya cantrik atau pecantrikan atau pesantren di jawa. Para Sunan yang memulai budaya tersebut yakni Sunan Bonang.
“Sebagai produk budaya Islam, Halal Bihalal kalau dikaitkan dengan hukum lima dalam Islam, maka Halal Bihalal ini hukumnya sunah berpahala. Karena ada dalilnya. Adat istiadat sesuai dengan sifatnya. Kalau sifatnya baik maka hukumnya baik. Kalau jelek, maka hukumnya jelek. Karena Halal Bihalal seperti yang kita lakukan itu, adalah silatuhrahim. Nah, silatuhrahim itu ada dalam ajaran Islam sebagai perintah,” jelas Mahfud MD.
Orang yang tidak bersilatuhrahmi kata Mahfud MD, tidak punya jaringan. Seseorang apabila mempunya jaringan yang luas, maka informasi pekerjaan akan semakin muda. “Orang yang bangkrut itu zakatnya baik. Shalatnya baik, tapi tanpa sempat minta maaf sebelum ia meninggal kepada orang lain, itu tidak baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, IKA UB peduli Covid-19 juga menyampaikan hasil donasi yang dikumpulkan oleh IKA UB untuk memberi bantuan kepada tenaga medis dan masyarakat yang terdampak Covid-19. Ketua Gugus Tugas penanganan Covid-19 IKA UB, Eric Hermawan Sakti menyampaikan, bahwa IKA UB berhasil mengumpulkan Rp 843.839.480.
“Yang sudah kami lakukan mendistribusikan APD di 18 Puskesmas di Kota Malang, 12 Rumah Sakit di Kota Malang, Kabupaten Malang, Blitar, Wlingi, Cilacap, Bangil, Pamekasan, Kota Batu dan Tuban. 1300 paket sembako dan beasiswa bagi mahasiswa UB yang terdampak Covid-19,” katanya.
Meski hanya dilakukan secara virtual Halal Bihalal IKA UB tersebut juga mengadakan games secara online dengan menjawab pertanyan seputar IKA UB dan Universitas Brawijaya. Pemenangnya pun akan mendapatkan marcendise UB.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Surabaya |