Imam Shamsi Ali, Hentikan Menjelek-Jelekkan Indonesia

TIMESINDONESIA, INDONESIA – Imam Islamic Center of New York, Imam Shamsi Ali sangat kecewa dengan salah satu WNI yang menyebut Indonesia adalah negara Intoleran saat pidato di sebuah kota di Amerika, beberapa hari lalu.
Direktur Jamaica Muslim Center tersebut mengatakan, awalnya dirinya tidak terlalu memperhatikan konten pidato yang telah tersebar di Media Sosial itu. Apalagi, dirinya juga tidak mengenali siapa sebenarnya orang yang pidato tersebut.
Advertisement
Namun, pada Rabu (10/6/2020) ini, dirinya mendapat informasi bahwa sosok itu berinisial OS. Kata Syamsi Ali, Tinggal di kota Portland sejak tahun 1998 silam.
"Akhirnya sekali lagi saya dengarkan video itu dengan baik dan teliti. Tiba-tiba pendengaran saya seperti tertusuk oleh pidato itu. Isinya begitu menyinggung perasaan, karena di depan warga Amerika yang marah, Indonesia disebutkan sebagai negara yang prejudice, diskriminatif dan tidak memberikan kebebasan kepada minoritas," katanya kepada TIMES Indonesia.
Menurutnya, orasi orang tersebut secara umum bagus. Karena mendukung saudara-saudara warga minoritas Amerika. Khususnya warga hitam dalam perjuangan mencari keadilan dan kesetaraan. Sayangnya di awal pidato itu nama Indonesia ditampilkan dengan wajah buruk.
Isi awal orasi kira-kira sebagai berikut: "Saya datang dari Indonesia. Dan saya sangat tahu Bagaimana rasanya diperlakukan dengan prejudice dan diskriminasi. Saya hadir di Amerika bukan untuk ini (diskriminasi warga minoritas di Amerika). Saya kira saya meninggalkan Indonesia, melarikan diri dari negara yang menjadikan saya tidak bisa bernafas."
Mendengarkan pidato itu, lanjut Laki-laki kelahiran 5 Oktober 1967, Bulukumba, Sulawesi Selatan itu, seolah meruntuhkan kegembiraan dan rasa bangganya sebagai sesama diaspora Indonesia di Amerika. Kenapa nama Indonesia harus digadaikan.
"Saya pun kembali kecewa. Kecewa bukan karena presentasinya yang disampaikan dengan bahasa Inggris yang jauh dari harapan. Dan itu dia akui. Tapi karena awal pidato yang menjelekkan Indonesia itu. Saya sebagai Diaspora Indonesia di Amerika, dan tentunya sebagai seorang Muslim dan Imam, sangat kecewa dengan potongan pidato itu," jelasnya.
Pendiri Pondok Pesantren pertama di Amerika itu berpendapat, bahwa dengan segala kekekurangannya, Indonesia adalah negara yang paling toleran terhadap kaum minoritas. Dia menyampaikan ini karena dirinya sudah diberikan kesempatan untuk tinggal atau minimal mengunjungi banyak negara. Di Indonesia dari dulu semua warga bebas beragama dan menjalankan agamanya. Artinya, tidak pernah Indonesia melarang agama apapun, selama memang sejalan dan diakui dengan konstitusi.
"Di negara manakah yang mayoritas non Muslim semua agama diberikan hak liburan nasional keagamaannya? Sungguh beruntung saudara-saudara minoritas di Indonesia. Kami di New York berjuang tujuh tahun lebih untuk mendapatkan hak libur sekolah di saat Idul Fitri dan Idul Adha. Itupun hanya di kota New York," ujarnya.
Selain itu, kata Imam Shamsi Ali, kalaupun ada kasus-kasus gesekan antarmasyarakat agama di Indonesia, itu bukan berarti Indonesia sebagai negara yang prejudice dan diskriminatif. "Saya hanya ingin mengatakan hentikan memburuk-burukkan Indonesia demi mencari nasib baik di negeri orang. Jangan sebuah, dua buah kasus dipakai untuk mencampakkan wajah bangsa dan negara di depan mata orang lain," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |