Peristiwa Nasional

Ini Cara Pemkot Surabaya Cegah Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi

Rabu, 08 Juli 2020 - 20:59 | 28.03k
Ilustrasi - Puskesmas Ketapang, Surabaya. (Foto: Humas Pemkot Surabaya for Times Indonesia)
Ilustrasi - Puskesmas Ketapang, Surabaya. (Foto: Humas Pemkot Surabaya for Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kondisi ibu hamil dinilai sangat rentan tertular berbagai virus penyakit. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Maka dari itu Pemkot Surabaya melakukan deteksi dini dan pemetaan untuk menentukan Rumah Sakit (RS) rujukan ibu hamil (bumil).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan bahwa kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya menjadi salah satu perhatian serius bagi Pemkot Surabaya.

Advertisement

“Jadi puskesmas bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal bumil. Kalau dia risiko tinggi, maka untuk selanjutnya dia harus melakukan pemeriksaan kehamilan ke rumah sakit,” kata Feny sapaan lekat Febria Rachmanita saat ditemui di Balai Kota, Rabu (8/7/2020).

Febria-Rachmanita.jpgKepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita

Selain melakukan deteksi dini kondisi kesehatan bumil, di masa pandemi ini Pemkot Surabaya mewajibkan rapid test kepada setiap bumil.

Jika hasil pemeriksaan rapid test reaktif, maka dia harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU). Baik itu bumil dengan resiko tinggi maupun rendah. Sebab, untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) saat ini belum tersedia ruangan bertekanan negatif.

”Namun bagi bumil yang hasil pemeriksaan rapid test non reaktif, itu kita rujuk ke RSIA. Jadi sebelumnya kita seleksi betul di Puskesmas,” ujarnya.

Pemetaan rumah sakit rujukan bagi bumil ini, kata Feny, berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan para ahli kesehatan. Tujuannya tak lain untuk menyelamatkan bumil agar tidak tertular Covid-19.

Tes swab juga dilakukan kepada semua ibu hamil, baik mereka yang tergolong risiko tinggi maupun resiko rendah.

“Kalau dia sudah di rumah sakit, maka pihak rumah sakit yang melakukan. Nanti ada koordinasi antara rumah sakit dengan Dinkes terkait swab-nya, kita beri VTM (Virus Transfer Media)," ungkapnya.

Selanjutnya sample tersebut akan dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), sehingga tidak perlu ada pemungutan biaya.

Berbagai upaya lain untuk menekan angka kematian ibu dan bayi juga terus dilakukan Pemkot Surabaya. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan tenaga Bidan Kelurahan (Bikel).

“Bikel ini tersebar di 154 wilayah kelurahan di Surabaya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap kondisi ibu-ibu hamil yang ada di wilayahnya dari mulai dari ANC-nya (Antenatal care) sampai melahirkan. Itu juga sudah tercatat,” pungkasnya mewakili Pemkot Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES