Peristiwa Nasional

Melihat Masa Kecil Pahlawan Nasional Soekarni di Blitar

Selasa, 10 November 2020 - 12:08 | 342.67k
Rumah Pahlawan Nasional Soekarni di Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Rumah Pahlawan Nasional Soekarni di Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLITAR – Berbicara tentang Blitar yang terlintas dibenak banyak orang pasti sosok Proklamator Republik Indonesia, Soekarno atau Bung Karno. Hal itu karena Presiden Pertama RI tersebut dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Selain Bung Karno tak banyak yang tahu bahwa dari Blitar juga ada Pahlawan Nasional yang memiliki kontribusi besar terhadap proses kemerdekaan RI. Pahlawan tersebut adalah Soekarni.

Ia merupakan sosok yang memiliki peran penting dalam penculikan terhadap Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.

Advertisement

Soekarni adalah sosok dari kelompok muda yang mendorong Bung Karno agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Rumah Pahlawan Nasional Soekarni b

Lantas bagaimanakah kehidupan masa kecil Soekarni di Blitar? Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, TIMES Indonesia berkesempatan mengunjungi rumah masa kecil Soekarni dan berbincang langsung dengan Keponakannya, Kiswoto.

Soekarni memiliki nama lengkap Soekarni Kartodiwirdjo, Lahir 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Kiswoto mengatakan, Soekarni anak keempat dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Kartodiwirdjo merupakan seorang jagal sapi yang sukses pada waktu itu.

"Sejak kecil pak Karni orangnya memang sudah benci kepada Belanda. Dulu beliau seringkali berkelahi dengan Sinyo (anak anak Belanda) yang sedang bermain sepatu roda. Di Garum sini kan dulu ada pabrik gula, banyak orang Belanda yang kerja di pabrik," kata pria  71 tahun pensiunan Pegawai Negeri Sipil tersebut.

Menurut Kiswoto, Soekarni memiliki rambut ikal, berbadan kekar dan aktif bergerak. Dia terkenal pemberani terutama kepada penjajah Belanda pada waktu itu. Sifat berani itu tidak kenal tempat dan waktu. Apalagi bila merasa posisi benar, siapapun akan dia lawan.

"Mbah Kartodiwirdjo lebih mengedepankan pendidikan kepada kami. Beliau lebih suka anak cucunya menjadi orang pintar dari pada hanya bekerja mencari harta," tambahnya.

Sifat pemberani dan benci terhadap penjajah, Soekarni bawa sampai dia sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Sekolah Menengah Pertama pada zaman pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Saat masih sekolah tersebut, Soekarni pernah mengorganisir pelajar pribumi Blitar. Dia memimpin pelajar pribumi untuk berkelahi dengan sinyo sinyo Belanda.

"Karena sering berkelahi, Pak Karni dikeluarkan dari sekolah MULO. Kemudian beliau melanjutkan sekolah ke Jogja atas bantuan saudara Bung Karno," jelas Kiswoto.

Rumah Pahlawan Nasional Soekarni c

Dari Yogyakarta, Soekarni meneruskan pendidikan ke Jakarta. Di Jakarta Kemudian, Soekarni bertemu Bung Karno. Dia juga ikut kursus politik yang dimentori langsung Bung Karno hingga pada Tahun 1934,  Sukarni menjabat Ketua Umum Partai Murba.

"Alhamdulillah pada tahun 2014 Pak Karni ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi," urai Kiswoto.

Kiswoto menceritakan, semasa hidup, Soekarni adalah sosok yang dermawan. Setiap kali pulang ke Blitar, dikatakannya, Soekarni selalu menyempatkan diri untuk mendatangi warga kurang mampu di sekitar desa Sumberdiren.

"Kalau dari ziarah makam keluarga, pak Karni pulang melalui jalan yang berbeda. ya untuk menyapa warga sekalian memberikan santunan kepada warga yang kurang mampu," ulasnya.

Kini, jejak sejarah Soekarni yang masih bisa ditemui adalah rumah orang tua Soekarni dimana ia menghabiskan masa kecil di Blitar.

Rumah berarsitektur joglo yang berdiri di atas lahan seluas 4.679 m2 itu, sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Hanya lantainya yang sudah pernah diperbaiki karena sudah rusak dimakan usia. Bagian atas berupa kayu papan jati masih terlihat kokoh. Di depan Rumah terdapat tiang bendera di halaman yang cukup luas.

Di sebelah timur bangunan rumah utama terdapat bangunan yang digunakan untuk menjagal sapi.

"Dulu pernah kami ganti atapnya, karena terkena letusan gunung Kelud. Tapi tidak sampai merubah bentuk aslinya," lanjut pria ramah ini.

Di bagian depan rumah Soekarni, terdapat ruang utama yang sangat luas dengan hiasan foto dindingnya.Kemudian ada ruang bagian tengah. Di sini ada meja dan kursi  lampu hingga lemari kuno. Kemudian ada kamar tidur dan dapur.

"Keluarga sangat senang dengan pemberian gelar tersebut. Yang penting saat ini keluarga sudah tenang. Beliau berjasa terhadap bangsa Indonesia," ulasnya.

Rumah Soekarni saat sering dikunjungi oleh mahasiswa, akademis dan masyarakat umum yang ingin mengetahui sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Selain itu, rumah tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan warga sekitar. "Dari kegiatan rapat RT, hingga kegiatan anak TK. Sering dilaksanakan di sini," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES