Peristiwa Nasional

Perjuangan Hidup dan Mati Istri Gus Ipul Melawan Ganasnya Covid-19

Minggu, 20 Desember 2020 - 15:14 | 148.42k
Gus Ipul bersama sang istri Fatma Yusuf. (Foto: Dok. Pribadi Gus Ipul)
Gus Ipul bersama sang istri Fatma Yusuf. (Foto: Dok. Pribadi Gus Ipul)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kabar tersuspek Covid-19 menjadi berita hangat dari keluarga Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tiga pekan lalu. Beberapa keluarga besar Gus Ipul terkonfirmasi positif setelah acara pemakaman tahlilan kakak yang baru saja meninggal dunia karena kanker payudara di Jakarta. Salah satu yang berjuang di ruang isolasi adalah istri Gus Ipul, Fatma Saifullah Yusuf.

Fatma mengabarkan kondisinya saat itu dari RSUD dr Soetomo Surabaya. Ia terbaring lemah selama lebih dari 3 pekan saat sang suami tengah bertarung dalam momen Pilwali Kota Pasuruan.

Advertisement

Pekan kemarin, Kamis (10/12/2020), Fatma sudah bisa pulang ke rumah. Ia membagikan pengalaman perjuangan antara hidup dan mati saat melawan Covid-19 agar masyarakat tetap waspada dan menjaga diri di tengah pandemi.

Fatma sendiri dirawat di Ruang Isolasi Khusus (RIK 3) RSUD dr Soetomo. Ia bercerita, saat itu napasnya sudah terasa berat. Aliran oksigen tak mampu membendung rasa sesak. Hingga akhirnya menggunakan aliran tinggi High Flow Nasal Cannula (HFNC).

"Alhamdulillah terasa jauh lebih nyaman," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (20/12/2020).

Kabarnya, Fatma juga sempat tidak sadarkan diri di RIK tersebut. Dengan saturasi oksigen sangat rendah sekitar 80 persen. Fatma dibantu seorang perawat jaga.

"Setelah beberapa jam, alhamdulillah saya bisa diajak komunikasi lagi," tuturnya.

Perlahan, saturasi oksigennya mulai naik kembali kendati belum stabil. Tiap detik, kondisi Fatma dipantau oleh tim dokter paru-paru. Fatma masih tetap berada dalam pantauan ketat.

Namun keesokan harinya ia dipindahkan menuju RIK-1 ICU (Intensive Care Unit) untuk penanganan pasien sedang-berat atau kritis.

Fatma ingat, kala itu ia diminta tidur tengkurap beberapa kali dan berjam-jam. Bahkan hingga 6-7 jam. Sembari berharap saturasi bisa kembali stabil diatas 95 persen. Di sini, Fatma dipantau oleh tim dokter anastesi.

Satu-satunya jalan jika saturasi tidak naik kembali, maka pasien akan ditidurkan menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator selama beberapa hari.

"Di sinilah sebenarnya penderita Covid-19 tidak bisa diprediksi bagaimana kondisi ke depannya. Ibaratnya sudah perjuangan hidup dan mati," kisahnya.

Demi menjaga segala kemungkinan yang terjadi, Gus Ipul dihubungi oleh pihak rumah sakit untuk menandatangani persetujuan tindakan lebih lanjut. Di mana hal ini adalah prosedur wajar saat pasien berada dalam kondisi kritis.

Fatma bercerita, saat itu Gus Ipul sempat bingung, cemas dan gelisah menjadi satu. Tanpa tahu harus melakukan apa. Konon, bahkan Gus Ipul menitikkan air mata. Tidak tega melihat sang istri tercinta terbaring lemah di ruang isolasi. Apalagi saat itu Gus Ipul juga tengah dalam kondisi kurang sehat dan sedang sibuk-sibuknya bertarung di Pilwali Kota Pasuruan.

"Gus Ipul pasrah, namun tetap tidak mampu tanda tangan. Mengingat kemungkinan terburuk yang terjadi pada saya," terang Founder Fatma Foundation tersebut.

Akhirnya surat persetujuan itu dilanjutkan pada Gus Irsyad, adik kandungnya. Kemudian diteruskan kepada kakak Fatma, Andi Shafira. Urusan tanda tangan itu pun selesai.

Detik demi detik, kondisi Fatma dipantau tim dokter anastesi. Waktu berjalan, saturasi oksigennya mulai mengalami kenaikan. Napasnya lebih stabil dan tidak perlu menggunakan ventilator seperti yang ia khawatirkan. Fatma mengaku bersyukur atas pertolongan Tuhan.

"Luar biasa bahayanya Covid-19 ini. Tapi seizin Allah melalui malaikatNya dan tangan tim dokter serta tim medis, akhirnya masa kritis saya terlewati," ujarnya. Kesembuhan Fatma menjadi kabar bahagia bagi seluruh keluarganya. Gus Ipul juga kembali tenang.

Setelah napas lebih stabil, sempat penggunaan oksigen aliran tinggi HFNC diganti dengan Oksigen Nasal Kanul aliran rendah-sedang. Tapi hanya bertahan satu hari saja. Napasnya kembali tersengal dan keputusan dokter kembali Fatma menggunakan HFNC sampai beberapa hari kemudian.

Pada akhirnya ia dipindah ke ruang transisi. Kesehatannya mulai membaik dan jauh lebih stabil. Di ruangan ini, Fatma mulai belajar duduk tegak, menggantung kaki dan makan sendiri tanpa disuapi oleh perawat.

Setelah beberapa hari, Fatma kemudian dipindah ke RIK 3 HCU. Tak lagi berada di Ruang ICU. Sebuah kabar membahagiakan. Saat masa pemulihan dalam pantauan ketat itu, Fatma juga belajar senam pernapasan. Namun pada 9 Desember 2020, ia mendapat kabar kemenangan Gus Ipul di Pilwali Kota Pasuruan.

"Alhamdulillah, sore itu saya mendengar Gus Ipul menang di Pilwali Pasuruan, rasanya imun ini langsung naik. Dan tidak lama kemudian ada kabar gembira lagi, tes PCR saya 2 kali terakhir dinyatakan negatif, Allahu Akbar!," ungkapnya.

"Akhirnya dokter mengizinkan saya pulang keesokan harinya, melakukan pemulihan kesehatan dirumah secara mandiri," kata Fatma yang tidak henti-hentinya bersyukur.

Fatma Yusuf juga berpesan kepada kita semua, agar jangan pernah meremehkan Covid-19, mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

"Karena sebaik-baiknya kita menjaga diri, kemungkinan terpapar Covid-19 bisa saja terjadi," tuntas istri Gus Ipul tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES