Abu Bakar Ba'asyir Bebas, PM Australia: Ini Sulit Bagi Kami

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri atau PM Australia Scott Morrison mengaku bebasnya Abu Bakar Ba'asyir bukan hal yang mudah diterima oleh keluarga dari 88 warganya yang tewas akibat bom Bali pada 2002 silam.
"Ini sulit (bagi kami orang Australia) dan menyayat hati," jelasnya seperti dikutip dari Katherine Times, Sabtu (9/1/2021).
Advertisement
Sebelumnya, Australia sendiri juga sudah menyampaikan melalui kedutaannya di Jakarta soal kekhawatiran terhadap Ba'asyir. Ia juga menjelaskan, bahwa ini adalah tidak mudah untuk diterima.
"Itu tidak mempermudah orang Australia mana pun untuk menerimanya, pada akhirnya. Bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga Australia sekarang akan bebas. Terkadang bukan dunia yang adil," ujarnya.
Sebelumnya, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mukti meminta kepada masyarakat ataupun pemerintah tak perlu curiga kepada Ba'asyir. Menurutnya, kini Ba'asyir sudah dalam usia senja.
"Setelah berpuluh tahun menjalani hukuman, mendekam di balik jeruji besi, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir kini bebas kembali. Di usia yang senja, sudah bukan masanya melakukan atau memimpin gerakan," kata Mukti.
"Tidak perlu curiga dan khawatir berlebihan," tambahnya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia.
Diketahui, Abu Bakar Ba'asyir sudah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas llA Gunung Sindur, Bogor Jawa Barat, Jumat (8/1/2021) kemarin.
Abu Bakar Ba'asyir divonis penjara selama 15 tahun oleh hakim pada 2011 lalu. Ia terbukti menggerakkan orang dalam penggunaan dana untuk tindakan atau tindak pidana terorisme. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |