Penerbangan Indonesia Disebut Terburuk di Asia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu terus menjadi sorotan. Dari Associated Press misalnya yang menyatakan, penerbangan Indonesia adalah salah satu yang terburuk di tingkat Asia.
Itu dikaranakan, jumlah kecelakaan maskapai penerbangan sipil yang lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara Asia dari tahun 1945. Beberapa faktor dari kecelakaan tersebut antara lain, lemahnya pelatihan pilot dan perawatan pesawat, kegagalan mekanis, dan masalah pada kontrol lalu lintas udara.
Advertisement
Selain itu, ada juga yang mengatakan, kombinasi faktor ekonomi, sosial dan geografis juga sebagai penyebab banyaknya kecelakaan pesawat di Indonesia.
Mengutip dari Kompas.com, dari Jaringan Keselamatan Penerbangan (ASN), telah terjadi sebanyak 104 kecelakaan pesawat pada maskapai penerbangan sipil di Indonesia dengan lebih dari 1.300 korban jiwa sejak tahun 1945. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara paling berbahaya dalam hal penerbangan di Asia.
Sementara itu, diketahui negara seperti Amerika Serikat (AS) telah melarang pesawat-pesawat Indonesia beroperasi di AS pada 2007-2016 lantaran disebut tidak memiliki kelayakan yang cukup di sejumlah bidang seperti keahlian teknis, personel yang terlatih, penyimpanan catatan penerbangan atau prosedur pemeriksaan. Uni Eropa juga menerapkan larangan serupa pada 2007 sampai 2018.
Tak hanya itu saja, dari ahli penerbangan dan pemimpin redaksi AirlineRatings.com Geoffrey Thomas menyatakan, “Dalam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan Indonesia telah menunjukkan perbaikan berarti, dan pengawasan juga lebih ketat.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak Sabtu kemarin pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Berdasarkan data manifest, pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |