Jejak Bung Karno di Tebuireng Jombang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden pertama Indonesia, Soekarno sangat tidak asing dengan kota santri Jombang. Sang Founding Father ini diyakini pernah tinggal di Dusun Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya bekas rumah yang diyakini pernah menjadi tempat tinggal Bung Karno semasa kecil.
Advertisement
Sang Plokamator RI ini pernah tinggal di Jombang saat ikut ayahnya Raden Soekeni Sosrodihardjo pada sekitar Desember 1901, saat ayah Bung Karno menjabat sebagai Mentri Sekolah (Kepala Sekolah) di Jombang.
Bung Karno juga terkenal sebagai sosok yang religus semasa hidupnya. Maka tak heran jika Bung Karno mempunyai kedekatan dengan berbagai ulama di Indonesia. Salah satunya hubungan baik dengan ulama Jombang yaitu Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari dan KH Abdul Wahab Chasbullah.
Isyarat Bung Karno Menjadi Presiden RI Pertama
Pemerhati sejarah sekaligus penulis Jombang Wiji Mulyo Maradianto (49) mengungkap temuan anyar tentang spiritualitas Bung Karno dan kaitannya dengan sejarah kiprah Bung Karno di Jombang.
Hubungan Bung Karno dengan keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang yang begitu harmonis. "Terkait hubungan Bung Karno dengan KH Hasyim Asyari ada sejarah tutur (pembicaraan) yang saya peroleh dari Keluarga Tebuireng dari Almarhum Gus Zaki," ungkapnya kepada TIMES Indonesia. Senin (21/6/2021).
Pria yang akrab disapa Dian Sukarno ini menjelaskan, ketika Bung Karno dan KH Wahid Hasyim sowan atau bertamu ke Syaikhona Kholil di Bangkalan. Syaikhona Kholil mengusap kepala Bung Karno dan menepuk pundak KH Wahid Hasyim.
"Dalam bahasa isyarat itu diartikan sebagai Bung Karno menjadi Presiden RI dan KH Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama RI waktu itu," jelas Dian Sukarno penulis buku Candradimuka 'Trilogi Spiritualitas Bung Karno'.
Lanjut penjelasan Dian Sukarno, Sebelum adanya isyarat dari Syaikhona Kholil. Jauh sebelum itu terjadi, sudah ada pembicaraan terlebih dahulu di keluarga internal Tebuireng.
"Konon, saat Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari ditanya mengenai kemungkinan KH Wahid Hasyim menjadi Presiden RI, kemudian Mbah Hasyim menjawab ojo diarep-arep (jangan diharapkan) itu sudah menjadi jatah Bung Karno," tambahnya.
Hubungan baik Bung Karno dan keluarga besar Tebuireng setelah dan sebelum Bung Karno menjabat sebagai Presiden RI. Maka tak heran jika setiap keputusan yang akan diambil Bung Karno meminta pertimbangan dari Hadratus Syekh Hasyim Asyari.
KH Abdul Wahab Chasbullah Sosok Kiai Panutan Bung Karno
Tak hanya dekat dengan Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari, Bung Karno juga dekat dengan KH Abdul Wahab Chasbullah Tambakberas, Jombang. Hingga Mbah Wahab menjadi sosok kiai panutan bagi Bung Karno.
Hal itu sangat wajar mengingat Mbah Wahab merupakan sosok kiai yang selalu berada dibelakang Bung Karno saat mendapatkan tekanan dari publik.
Seperti halnya saat Bung Karno menghadapi masalah pergolakan politik empat partai besar dan Bung Karno diserang dengan diisu Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunis). Disitu ada dua ulama yang membela Bung Karno salah satunya KH Abdul Wahab Chasbullah.
"Saat itu Mbah Wahab mengeluarkan fatwa yang isinya 'Jika kalian mengakui saya sebagai pimpinan kalian. Maka akuilah Bung Karno sebagai pimpinan kita' waktu itu Mbah Wahab masih menjabat sebagai dewan pertimbangan agung NU," ujar Dian Sukarno menirukan perkataan Mbah Wahab.
Maka dari segi agama spiritual Soekarno tidak bisa diragukan lagi. Bung Karno mempunyai sisi spiritual yang tinggi dan mempunyai hubungan khusus dengan para ulama yang ada di Jombang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |