Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: Hari Maritim yang Diperingati dalam Dua Versi, 21 Agustus dan 23 September

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 10:56 | 60.11k
Para prajurit angkatan laut Indonesia berdiri di atas KRI bernomor lambung 408. Tentara Indonesia berhasil mengambil alih kekuasan militer laut Jepang di Indonesia pada 21 Agustus 1945. Moment ini kemudian diperingati sebagai Hari Maritim Nasional. (foto:
Para prajurit angkatan laut Indonesia berdiri di atas KRI bernomor lambung 408. Tentara Indonesia berhasil mengambil alih kekuasan militer laut Jepang di Indonesia pada 21 Agustus 1945. Moment ini kemudian diperingati sebagai Hari Maritim Nasional. (foto:
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa peristiwa penting seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia terus terjadi. Sejarah hari ini mencatat, empat hari setelah proklamasi, atau 21 Agustus 1945 angkatan laut Indonesia berhasil mengambil alih kekuasan militer laut Jepang di Indonesia. Moment ini kemudian diperingati sebagai Hari Maritim Nasional.

Hari Maritim Nasional dalam sejarahnya bukan hanya sekadar angkatan laut Indonesia memenangkan pertempuran di laut melawan penjajah, tapi implikasinya pada kondisi geografis NKRI sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Advertisement

Kemenangan tentara laut Indonesia melawan kekuatan Jepang saat itu, harus menjadi sebuah kebanggaan bangsa yang sejak dulu dikenal sebagai bangsa maritim yang jaya, namun mengalami degradasi visi maritim selama 350 tahun dijajah Belanda.

Hari Maritim 23 September

Meski demikian, Hari Maritim juga ada dua versi. Dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hari Maritim Nasional diperingati pada 23 September.

Penetapan ini berdasarkan pada Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I, Presiden Soekarno menerbitkan SK No. 249 tahun 1964 yang menetapkan 23 September sebagai Hari Maritim Nasional. Sejak saat itu, 23 September selalu dirayakan menjadi Hari Maritim Nasional.

SEJARAH HARI INI BKapal Pinisi (Foto: plataran.com)

"Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri,” kata Presiden Soekarno waktu itu.

Sebelum penetapan Hari Maritim Nasional pada 23 September 1964, Soekarno sudah menunjukkan pentingnya pengelolaan laut atau wilayah maritim bagi Indonesia. Ini dimulai pada 1953 saat Soekarno meresmikan Institut Angkatan Laut. Ini kemudian berlanjut pada Deklarasi Djuanda pada 1957 (13 Desember).

Saat itu, Perdana Menteri Djuanda menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia meliputi sekitar, di antara adan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Berikut isi Deklarasi Djuanda.
1) Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai corak tersendiri;
2) sejak dahulu kepulauan nusantara sudah merupakan satu kesatuan;
3) ketentuan ordonansi 1939 dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia.

Tujuan deklarasi ini untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat; menentukan batas-batas wilayah NKRI sesuai dengan azas negara kepulauan; serta untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES