Peristiwa Nasional

Gubernur Anies Baswedan: Tolong Tunjukkan Kebijakan Mana yang Diskriminatif

Kamis, 07 Oktober 2021 - 13:54 | 43.91k
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menantang agar ditunjukkan kebijakan apa yang diterapkan di Jakarta yang dinilai diskriminatif kepada masyarakat.

"Ini sekarang bulan ini (saya) sudah 4 tahun (menjabat), jawabannya begini, 'Tolong tunjukkan jawaban, mana yang radikal dari Gubernur DKI, tolong tunjukkan kebijakan yang diskriminatif dari Gubernur DKI," katanya dilihat dalam ditayangkan YouTube PAN TV, Kamis (7/10/2021).

Advertisement

Ia menjelaskan, isu gubernur radikal selalu ditanyakan media-media internasional kepadanya. Ia menyampaikan, isu itu tak perlu dijawab.

"Saya tidak memberikan wawancara internasional sampai 3,5 tahun karena media internasional tidak tahu isu detail, tahunya isu global dan itu adanya ekstremisme, radikalisme, konflik antar-agama," katanya.

"Lalu Jakarta kalau diomongin selalu konteksnya seperti itu, jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem, kenapa? Karena cukup dijawabnya dengan perjalanan waktu," katanya lagi.

Tak hanya itu saja, ia mengatakan, isu radikalisme dan intoleran sudah dijawab melalui kebijakan bantuan operasional tempat ibadah. "Di Jakarta ini sekarang ada namanya BOTI, biaya operasional tempat ibadah, semua tempat ibadah mendapatkan Rp 1 juta biaya operasional per bulan di seluruh Jakarta," jelasnya.

Gagasan dan Kata-kata

Selain itu dalam kesempatan yang sama, mantan Mendikbud RI menyampaikan, masyarakat tidak meremehkan kata-kata sebagai sesuatu yang tidak bermakna. Pasalnya kata dia, itu merupakan sebuah gagasan yang memiliki arti mendalam untuk berlanjut ke dalam karya-karya.

"Memang gagasan bentuknya kata-kata, memang kita sering menganggap kata-kata tidak penting," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika tidak ada gagasan, maka karya yang dibuat tidak akan memiliki makna. Berbeda dengan karya yang muncul dari gagasan dan narasi atau kata-kata. Karya yang dibuat, kata Anies, akan memiliki makna mendalam. "Jangan sampai karya, karya, karya, karya tapi tidak ada gagasan," tegasnya.

Gubernur Anies Baswedan mencontohkan, pembangunan Jakarta berpegang pada gagasan. "Semua pesan-pesan isinya kata-kata, tapi di balik kata-kata ada pesan ada gagasan, munculkan narasinya baru karya. Kami di Jakarta pegang itu," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES