Sejarah Hari Ini: 15 Oktober, Mengenang Palagan Semarang dan Hari Cuci Tangan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejarah hari ini mencatat peristiwa seputar kemerdekaan, yakni Palagan Semarang atau pertempuran Semarang. Palagan Semarang berlangsung selama lima hari, dari 15 hingga 19 Oktober 1945. 15 Oktober juga diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia, sebuah peringatan yang penting di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.
1945: Pertempuran Lima Hari Semarang
Advertisement
Teaterikal Perang Lima Hari di Semarang yang mengambarkan seorang pejuang Indonesia bertarung dengan tentara Jepang. Acara ini ditampilkan dalam peringatan Perang Semarang. (foto: antara)
Pertempuraan ini dipicu peristiwa tewasnya dr Kariadi, kepala Rumah Sakit Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi). Ketika itu, dr Kariadi memeriksa sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama yang kabarnya ditebar racun oleh tentara Jepang. sebelumnya tentara Jepang telah menguasai sumber air tersebut dengan membunuh delapan polisi yang berjaga di lokasi tersebut.
Saat di lokasi, dr Kariadi dicegat tentara Jepang dan akhirnya tewas dengan luka tembak. dr Kariadi meninggal dalam usia 40 tahun. Hal ini lah yang kemudian memicu amuk warga Semarang dan melancarkan pertempuran kota secara terbuka kepada tentara Jepang.
Untuk mengenang peristiwa ini, pemerintah membangu sebua tugu peringatan yang disebut Tugu Muda Semarang. Peletakan batu pertama diterapkan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi yang direncanakan semula yaitu di dekat Alun-alun.
Tugu Muda berwujud seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang kepada mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang bidang lima. Terdiri dari 3 (tiga) bidang yaitu landasan, badan dan kepala. Pada bidang landasan tugu terdapat relief. Semua tugu dibuat dari batu.
2008: Hari Cuci Tangan Sedunia
15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Gerakan ini menjadi penting mengingat saat ini dunia menghadapi pandemi Covid-19.
Sejarah Hari Cuci Tangan Sedunia pertama kali diselenggarakan 12 tahun silam pada 2008. Awalnya, peringatan terkait dengan angka penderita diare yang tinggi yang disebabkan karena malas mencuci tangan
Pada saat itu, dikutip dari NDTV, jutaan anak di berbagai negara di seluruh dunia mencuci tangan dengan sabun. Dengan bantuan pelbagai organisasi, sumber daya disalurkan ke banyak negara.
Tahun ini, perayaan hari cuci tangan menjadi kampanye sosial penting, sebagai bagian dari adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19.
Cara benar melakukan cuci tangan, dimulai dengan membersihkan bagian atas tangan. Kemudian bersihkan punggung tangan, ujung jari, ibu jari, telapak tangan, pergelangan tangan dan bagian atas tangan Anda. Gosok tangan dengan sabun. Lalu putar keran untuk membilas dan keringkan dengan. Dibutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk mencuci tangan dengan benar.
Namun, jika Anda memiliki akses terbatas terhadap air dan sabun, misalnya sedang di tengah perjalanan maka dapat menggunakan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Selamat Hari Cuci Tangan Sedunia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |