Peristiwa Nasional

Pernyataan Kontroversi Menag RI Yaqut Hingga Berujung Kemenag Minta Dibubarkan

Minggu, 24 Oktober 2021 - 17:46 | 79.59k
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. (FOTO: dok pribadi)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. (FOTO: dok pribadi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernyataan Menteri Agama RI (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas kembali menuai kontroversi. Ia menyatakan, Kemenag RI adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama atau NU. Dan bukan umat Islam secara umum.

Diketahui, pernyataan itu diungkapkan oleh Yaqut dalam agenda Webinar digelar RMI-PBNU yang diunggah oleh YouTube TVNU. Mulanya ia bercerita, terdapat perdebatan di Kemenag soal asal-usul pendirian Kemenag.

Advertisement

"Ada perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan Kemenag. Saya mau ubah tagline atau logo Kemenag. Tagline kemenag itu kan ikhlas Beramal. Saya rasa gak ada ikhlas itu ditulis. Ikhlas itu kan di hati. Gak ada ikhlas ditulis. Ikhlas beramal itu gak pas," jelasnya. 

Kata dia, perdebatan tersebut menjurus ke sejarah berdirinya Kemenag. Ia menyampaikan, terdapat staf Kemenag yang mengklaim, Kemenag dibentuk sebagai hadiah untuk umat Islam Indonesia.

"Saya bantah, Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU," tegasnya.

Piagam Jakarta

Menag RI Yaqut pun menyampaikan soal pendirian Kemenag. Menurutnya, Kemenag itu ada karena pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya'.

Kata dia, para tokoh NU waktu itu memiliki peran penting sebagai juru damai usai tujuh kata itu dihapus dari Piagam Jakarta. "Kemenag muncul karena pencoretan 7 kata dalam piagam jakarta . Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu," katanya, dalam rilis yang diterima TIMES Indonesia, Minggu (24/10/2021). 

"Wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren dan kita banyak afirmasi pesantren dan santri jamiyah NU. Saya kira rasa wajar saja. Tak ada yang salah," tambah dia.

Ia juga menyampaikan soal protes pernyataannya itu. Itu hal biasa karena di Kemenag turut melakukan afirmasi bagi agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha hingga Konghucu. Ia pun mengatakan, jemaah NU yang besar tetap ingin melindungi semua yang kecil.

"NU itu besar dan jamaahnya besar. Fisik badannya besar. Orang yang besar itu melindungi yang kecil. NU itu ingin melindungi yang kecil," katanya.

"Kalau sekarang Kemenag jadi kementerian semua agama, bukan menghilangkan ke NU-annya. Tapi justru menegaskan NU. NU terkenal toleran dan moderat. Saya rasa enggak ada yang salah," ujarnya.

Minta Kemenag RI Dibubarkan

Pernyataan itu pun mengundang atensi banyak pihak. Salah satunya dari Anwar Abbas. Wakil ketua MUI itu pun mengusulkan Kemenag dibubarkan saja.

Ia mengaku menyayangkan pernyataan Yaqut. Ia tidak mau Kemenag tetap dipertahankan jika dikelola pihak-pihak yang berpikiran seperti Yaqut.

"Saya minta Kementerian Agama lebih baik dibubarkan saja karena akan membuat gaduh di mana mudaratnya pasti akan jauh lebih besar dari manfaatnya," jelasnya.

Ketua PP Muhammadiyah itu pun menilai pernyataan Yaqut soal Kemenag adalah hadiah untuk NU tak mencerminkan akal sehat. Kata dia, Yaqut tak menghargai kelompok dan elemen umat yang lain.

"Semestinya sebagai seorang menteri dan pemimpin umat mereka lebih mencerminkan dan mengedepankan sikap arif serta bersikap dan bertindak sebagai negarawan," ujarnya merespon Menag RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES