Peristiwa Nasional

Begini Analisis BMKG Soal Banjir Bandang di Kota Batu

Sabtu, 06 November 2021 - 14:26 | 55.28k
Kondisi pasca banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur. (FOTO: TIMES Indonesia)
Kondisi pasca banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur. (FOTO: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banjir bandang menerjang Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021). Tercatat 6 orang meninggal dan 13 orang masih hilang akibat bencana tersebut. Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prakiraan bahwa curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia akan semakin meningkat di bulan November 2021. 

Kondisi tersebut sejalan dengan menguatnya La Nina dan Monsun Asia, yang dapat disertai dengan terjadinya berbagai fenomena labilitas atmosfer yang bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat. "Hal ini berpotensi makin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulis yang dikutip TIMES Indonesia, Sabtu (6/11/2021).

Advertisement

Maka BMKG terus mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem  yang menuntut kesiapsiagaan berbagai pihak dan masyarakat untuk  menghadapi, mengurangi risiko, bahkan sedapat mungkin mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut.

Guswanto menjelaskan, dalam tiga hari terakhir terjadi bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya banjir bandang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang terjadi pada 4 November 2021. Selain itu, bencana banjir juga terjadi di Alor, NTT. Bencana hidrometeorologi tersebut secara umum turut dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem. Beberapa wilayah lain juga mengalami curah hujan tinggi. 

Kondisi Cuaca saat Banjir Bandang di Kota Batu

Berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu-Malang pada 4 November 2021 termasuk kategori sangat lebat dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran jam 13.55 - 16.05 WIB).

Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan dengan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu-Malang.

UPT BMKG di Jawa Timur telah memberikan informasi peringatan dini terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi. Diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah propinsi Jawa Timur telah didiseminasikan sejak dua hari sebelumnya yang kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian dikedua wilayah tersebut.

"Koordinasi dan diseminasi kepada pihak stakeholder terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat," ujar Guswanto.

Dia menambahkan, kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan intensitas. Hal tersebut secara umum dipicu oleh aktifnya dinamika atmosfer skala global La Nina yang menyebabkan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia relatif menjadi lebih basah.

Keadaan tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas fenomena gelombang atmosfer, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. Selain itu, kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan potensi konvektifitas yang cukup tinggi turut berkontribusi signifikan pada pembentukan awan hujan yang menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.

MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya. 

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.

Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan intensitas lebat-sangat lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang) yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES