Peristiwa Nasional

Jelang Revitalisasi, Ini Kilas Balik Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma

Sabtu, 22 Januari 2022 - 12:15 | 98.21k
Lapangan Terbang Cililitan di tahun 1925 yang kini telah berubah menjadi Bandara Halim Perdanakusuma. (FOTO: Wikipedia)
Lapangan Terbang Cililitan di tahun 1925 yang kini telah berubah menjadi Bandara Halim Perdanakusuma. (FOTO: Wikipedia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bandar Udara atau Bandara Halim Perdanakusuma akan segera direvitalisasi dan ditutup sementara mulai Rabu (26/1/2022) mendatang.

Revitalisasi ini merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Indonesia/Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Advertisement

Dijelaskan sebelumnya oleh Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati jangka waktu penutupan Bandara yang berada di wilayah Jakarta Timur ini. "Waktu penutupan diperkirakan paling lama 3,5 bulan," ujar Adita dikutip dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/1/2022).

Dilansir dari Wikipedia, Bandara Halim Perdanakusuma bukan hanya sebagai Bandara komersil yang ada di Jakarta tetapi juga sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koopsau I).

Halim-Perdanakusuma-2.jpgPesawat Fokker F.VII saat berada di lapangan terbang Cililitan pada tahun 1929. (FOTO: Wikipedia)

Bandara yang dioperasikan oleh Angkasa Pura II ini merupakan lapangan terbang atau landasan udara pertama yang ada di Jakarta yang pada tahun 1924.

Dalam sejarahnya, ditahun 1924, Bandara Halim Perdanakusuma yang dulunya dikenal sebagai lapangan terbang Cililitan ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda.

Lapangan terbang yang dikuasai oleh Belanda, diserahkan secara penuh kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Juni 1950 silam dan kemudian lapangan terbang tersebut dipegang oleh Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI (saat ini TNI AU).

Pergantian nama dari lapangan terbang Cililitan menjadi Halim Perdanakusuma merupakan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma dalam Surat Keputusan Nomor: 76/48/Pen.2/KS/52 tanggal 17 Agustus 1952, yang berisi tentang perubahan nama-nama lapangan udara militer terbesar.

Halim-Perdanakusuma-3.jpgPahlawan nasional Halim Perdanakusuma.

Nama Halim Perdanakusuma sendiri merupakan salah satu pelopor Angkatan Udara yang gugur dalam menjalankan tugas saat perang Indonesia-Belanda.

Pria dengan nama lengkap Abdul Halim Perdanakusuma ini ditugaskan untuk membeli perlengkapan dan senjata di Thailand. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, Halim Perdanakusuma bersama Iswahyudi tidak kunjung sampai dan pesawat yang digunakannya jatuh.

Penyebab jatuhnya pesawat itu diduga karena cuaca buruk atau karena ditembak (sabotase). Bangkai pesawat yang ditumpangi Halim Perdanakusuma dan Iswahyudi ditemukan di wilayah Perak, Malaysia.

Dalam pencarian bangkai pesawat, jasad Halim Perdanakusuma ditemukan dan dimakamkan di kampung Gunung Mesah Malaysia hingga akhirnya digali dan dikuburkan lagi di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sedangkan jasad Iswahyudi tidak ditemukan.

Nama kedua pahlawan tersebut disematkan di Pangkalan TNI AU di Jakarta (Bandara Halim Perdanakusuma) dan Pangkalan TNI AU di Magetan Jawa Timur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES