Peristiwa Nasional

Politisasi Berlebihan Soal GoTo Dikhawatirkan Berimbas Buruk pada Iklim Investasi Startup

Senin, 13 Juni 2022 - 17:38 | 33.99k
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin 11 April 2022 - (FOTO: ist)
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin 11 April 2022 - (FOTO: ist)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat ekonomi politik CORE Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan, penyertaan modal BUMN telekomunikasi di platform digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia bukan hanya menguntungkan dari sisi capital gain. Penyertaan modal juga menjanjikan kolaborasi bisnis luar biasa yang berdampak pada peningkatan revenue Telkom. 

Dan terpenting, Telkom masuk ke bisnis digital dengan cara yang cerdas yakni berinvestasi dan bekerjasama dengan market leader. Proses investasi dijalankan secara benar, telah memenuhi semua ketentuan dan melalui proses persetujuan banyak pihak. Termasuk restu dari Singtel, BUMN Singapura, pemilik 35 persen saham Telkomsel. 

Advertisement

Keberadaan Telkom dan GoTo sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance/GCG). Kata Piter Abdullah dalam keterangannya kepada wartawan, Senin 13 Juni 2022.

"Kita perlu mengapresiasi Telkomsel atas kebijakannya berinvestasi di GoTo, karena GoTo adalah market leader dan jangkar utama ekonomi digital di negeri ini. Sungguh aneh apabila perusahaan telekomunikasi sebesar mereka tidak ikut berinvestasi di perusahaan yang menjadi penentu masa depan ekonomi digital. Akan menjadi penyesalan dikemudian hari," ucapnya.

Piter menyatakan, dari sisi pergerakan harga saham, Telkomsel berpotensi meraup cuan luar biasa. Harga saham GoTo sudah melampaui harga saat IPO di Rp338, sementara nilai investasi Telkomsel sebesar Rp270 per lembar. Artinya sudah cuan triliunan dari investasi awal mereka di akhir 2020. 

Ditekankan bahwa floating loss Telkom adalah awal mula dari semua kekisruhan ini. Lalu dibuat melebar dan kemudian dipolitisasi secara berlebihan. Meski isu awalnya sudah terjawab, namun terus saja ada sebagian pihak yang menggelontorkan kekisruhan dengan berbagai macam motivasi.

"Politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat. GoTo perusahaan tangguh, tapi startup atau calon-calon unicorn belum sekuat itu dan membutuhkan investasi," kata Piter. 

Sementara itu, pengamat ekonomi politik UIN Syarif Hidayatullah Dani Setiawan menyebut ada aroma tidak sedap dari manuver sejumlah pihak dalam investasi Telkom. Tujuan mereka bukan lagi mempersoalkan investasinya, tapi menyerang Menteri BUMN Erick Thohir dalam agenda besarnya merusak kredibilitas lewat investasi Telkom.

"Pilpres memang masih 2 tahun lagi, tapi upaya jegal menjegal sudah berlangsung dari sekarang. Lawan politik Erick melihat peluang di kasus investasi Telkom karena keberadaan Boy Tohir sebagai Komut GoTo. Ketika momentum itu tiba, mereka mengkapitalisasi isu ini dengan sangat optimal. Maka itu mereka berebut memunculkan gagasan bikin pansus dan panja," ucapnya.

Dani yang juga dosen FISIP UIN Jakarta menambahkan, serangan ke Erick menggunakan peluru investasi Telkom, punya tiga target. Pertama, menggoyang posisi Erick dalam kabinet. Lawan politik akan melakukan pressure melalui opini di media dan parlemen tentang kebobrokan dan benturan kepentingan Erick dalam mengelola BUMN.

Kedua, melalui pembentukan panitia khusus (pansus) dan Panja. Politisi akan membangun perlawanan di parlemen untuk mendesak Erick mundur karena dianggap telah melakukan tata kelola perusahaan yang tidak bena dalam investasi Telkom di GoTo.

Ketiga, kalaupun target kedua tetap gagal, paling tidak akan membentuk citra dan opini yang buruk terhadap Erick Thohir sebagai pejabat negara. Pembentukan opini buruk akan terus berlangsung hingga merusak kredibilitas dan akhirnya popularitas meredup. 

"Cara-cara ini sudah kebablasan dan berbahaya. Bagaimanapun, Telkom dan GoTo adalah perusahaan publik. Reputasi keduanya bisa berantakan kalau politisasi tidak segera dihentikan," ucap Dani.

Ia menambahkan bahwa Telkom dan GoTo keduanya adalah perusahaan publik. Sehingga apapun keputusan investasi atau strategi bisnis yang dijalankan sudah melalui banyak proses yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan. (*)
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES