Peristiwa Nasional Haji 2022

Ada Perbedaan Suhu Ekstrim antara Indonesia dan Arab Saudi, Jemaah Diingatkan Banyak Minum

Kamis, 16 Juni 2022 - 13:47 | 122.91k
JCH Indonesia meminum air zamzam yang disediakan PPIH. Jemaah Haji Indonesia diminta mempebanyak minum air selama di Arab Saudi mengingat ada perbedaan suhu yang ekstrim antara Indonesia dan Arab Saudi. (foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)
JCH Indonesia meminum air zamzam yang disediakan PPIH. Jemaah Haji Indonesia diminta mempebanyak minum air selama di Arab Saudi mengingat ada perbedaan suhu yang ekstrim antara Indonesia dan Arab Saudi. (foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)
FOKUS

Haji 2022

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jemaah calon haji Indonesia (JCH Indonesia) kembali diingatkan untuuk banyak minum air guna mencegah terjadi dehidrasi saat menjalankan ibadah haji di tanah suci. Hal ini perlu diperhatikan para jemaah mengingat perbedaan suhu yang sangat ekstrim antara Indonesia dan Arab Saudi.

Laporan cuaca di Arab Saudi menyebutkan, suhu pagi hari mencapai 35 derajat celsius. Namun saat siang hari bisa mencapai 41 sampai 45 derajat celcius. Sedangkan di Indonesia, suhu rata-rata 22 sampai 26 derajat celcius.

Advertisement

“Jemaah diimbau untuk minum air putih yang cukup, mengingat perbedaan suhu yang sangat ekstrem di Arab Saudi. Suhu yang tinggi disertai kelembaban yang rendah, membuat jamaah rentan terserang dehidrasi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh dr Sulasmi di Banda Aceh, Kamis (16/6/2022)

dr Sulasmi menjelaskan kondisi panas ekstrim ini dapat mengarah pada situasi yang lebih parah yakni heat exhausted bahkan heat stroke. Karena itu, asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting menjaga jamaah haji tetap terhidrasi dengan baik.

air-Zam-zam-a.jpgSeorang JCH Indonesia memasukan air zamzam ke dalam botol. JCH Indonesia diminta memperbanyak minum air putih karena suhu panas di Arab Saudi. (foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)  

"Kunci dehidrasi adalah kekurangan mineral (mineral loss), maka jamaah harus banyak minum air yang dicampur elektrolit, dan jangan tunggu haus," ucapnya.

“Fungsi elektrolit di sini bukan sebagai obat diare, melainkan sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan aktivitas di tengah cuaca yang sangat terik dan minim kelembaban,” katanya.

dr Sulasmi menambahkan konsumsi elektrolit dilakukan setelah jamaah haji melakukan aktivitas di luar hotel, dengan mencampurkan satu sachet oralit dengan 600 mililiter air. Selain itu jamaah juga diminta untuk minum air 5-6 botol sehari dengan takaran 600 mililiter air setiap botolnya.

JCH Indonesia juga diminta untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dengan memakai alat pelindung diri (APD), salah satunya seperti topi dengan pinggiran yang lebar.

Cuaca-di-Madinah.jpgSuhu di Madinah saat pagi hari, Kamis (16/6/2022). (foto: Yatimul Aiunun)

Selain itu, jemaah juga diminta untuk sering menyemprot bagian tubuh yang terpapar tersengat matahari langsung, terutama muka dan tangan.

“Jemaah baiknya menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat, dan selalu menggunakan alas kaki saat bepergian,” katanya.

Di samping itu, dr Sulasmi juga meminta jemaah haji untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama melaksanakan ibadah di Tanah Suci, guna meminimalisir potensi tertular Covid-19 atau penyakit lainnya.

“Selain risiko tertular Covid-19, masih ada risiko penularan penyakit Mers-Cov yang perlu diwaspadai jamaah. Keduanya bisa dicegah dengan disiplin protokol kesehatan, cuci tangan, jaga kebersihan, juga pakai masker dengan baik,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES