Puncak Haji Selesai, Petugas Kesehatan Ikuti Pergerakan Jemaah Haji Indonesia

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Puncak Ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) memang telah berakhir. Namun tugas petugas kesehatan haji baik tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan maupun Tenaga Kesehatan Haji (TKH) tetap ada.
Tim kesehatan kembali menempati pos masing masing, mengikuti pola pergerakan jemaah haji Indonesia. “Pelayanan kesehatan kembali ke kloter, sektor, dan KKHI,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS, Rabu (13/7/2022).
Advertisement
dr. Budi mengatakan bahwa pasca Armuzna, pelayanan kesehatan difokuskan pada menjaga kondisi kesehatan jemaah sebaik mungkin baik pelayanan kesehatan di tingkat kloter, sektor, maupun Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Fokus kita saat ini menjaga kondisi kesehatan jemaah setelah Armuzna,” tegas dr. Budi
Pihaknya menegaskan kewaspadaan petugas kesehatan tidak boleh berkurang meski puncak pelaksanaan ibadah haji telah selesai. Sehingga tidak terjadinya kekambuhan penyakit jemaah. Untuk itu pihaknya terus memperkuat skrining kesehatan jemaah haji di tingkat kloter dengan tetap mempertahankan formasi 30. Selain itu pelayanan kesehatan di sektor dan KKHI tetap berjalan seperti biasa sampai masa operasional haji selesai.
“Sehingga tidak menyebabkan penurunan kondisi kesehatan atau munculnya kekambuhan penyakit-penyakit yang sebelumnya sudah dimiliki jemaah sejak di indonesia” ujarnya.
Selain kesiapsiagaan pelayanan kesehatan, pihaknya menyatakan saat ini tim kesehatan menyiapkan tanazul awal bagi jemaah sakit untuk kembali ke tanah air saat kondisinya laik terbang.
“Sampai saat ini kami juga masih menerima usulan tanazul dari kloter,” ujar dr. Budi
dr. Budi juga berpesan khusus kepada para jemaah haji, mengingat pasca armuzna terjadi pergeseran tren penyakit jemaah haji. Hingga selasa (12/7) tercatat sebanyak 14.962 jemaah haji mengalami batuk pilek, menggeser hipertensi ke posisi kedua dengan 12.720 kasus. Sementara posisi ketiga ditempati oleh penyakit saluran pernafasan sebanyak 6.785 kasus. Nyeri otot di posisi keempat dengan 5.272 kasus.
Imbau Jemaah Pakai Masker
Khusus kepada jemaah haji gelombang pertama yang akan segera pulang ke indonesia diminta untuk tetap disipliin terhadap protokol kesehatan, mengingat pelaksanakan ibadah haji kali ini dilaksanakan dalam periode kesiapsiagaan terhadap COVID-19.
“Ingat masker tidak hanya melindungi kita dari COVID-19, melainkan juga dari potensi penularan penyakit lainnya” ujar dr. Budi
Bagi jemaah haji Indonesia yang akan menuju Madinah juga diimbau selain disiplin prokes, juga untuk tetap jangan tunggu haus dan selalu menggunakan APD terutama saat beraktivitas di luar pemondokan. Bertujuan untuk mengindarkan jemaah dari kelelahan dan dehidrasi
“Ingat kelelahan dan dehidrasi dapat memicu munculnya penyakit lainnya,” tambah dr. Budi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |